Ekspor Korsel Turun 16,7 Persen Buntut Melemahnya Permintaan Chip
Kinerja ekspor Korea Selatan menyusut 16,7 persen (yoy) sepanjang 1 hingga 20 November 2022. Lembaga bea cukai negara itu mengatakan hal ini terjadi karena melemahnya permintaan chip dari China.
Mengutip CNA pada Senin (21/11), ekspor Korsel ke China turun 28,3 persen. Lalu, ekspor ke Uni Eropa (UE) turun 1,5 persen. Sementara, ekspor ke Amerika Serikat (AS) naik 11 persen.
Berdasarkan produk, penjualan chip semikonduktor turun 29,4 persen dan perangkat komunikasi nirkabel turun 20,6 persen.
Namun, penjualan mobil dan produk minyak masing-masing naik 28,6 persen dan 16,1 persen. Adapun ekspor menyusut rata-rata 11,3 persen per hari kerja.
Sebelumnya, Bank Sentral Korea Selatan (Bank of Korea) menyebut pertumbuhan ekonomi Negeri Ginseng hanya 0,3 persen pada kuartal III 2022 dibandingkan kuartal sebelumnya. Laju pertumbuhan tersebut merupakan yang paling lambat sejak setahun terakhir.
Dilansir Reuters, Kamis (27/10), laju ekonomi melambat karena kinerja ekspor yang buruk. Hal ini menjadi peringatan ekonomi masih menghadapi tantangan.
Pada kuartal II lalu, laju ekonomi Korsel tercatat 0,7 persen. Kendati demikian, kinerja ekonomi Juli-September 2022 masih di atas ekspektasi para analis dalam jajak pendapat Reuters, 0,1 persen.
Sejumlah ekonom mengingatkan tantangan yang berkembang bagi ekonomi Korea di antaranya inflasi tinggi yang berkelanjutan, kenaikan suku bunga yang cepat di seluruh dunia dan terus berlanjutnya gangguan rantai pasokan global. Kondisi tersebut melemahkan permintaan baik di dalam maupun luar negeri.
“Angka hari ini, meskipun tampak baik-baik saja, sudah menjadi masa lalu. Sementara, masa depan semakin sulit baik dari sisi permintaan domestik maupun global,” ujar Kepala Ekonom HI Investment & Securities Park Sang-hyun.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia