Dolar Menguat karena Pelaku Pasar Mencerna Risalah Pertemuan Fed
Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Hal ini karena pelaku pasar mencerna risalah pertemuan terbaru Federal Reserve (Fed) dan data ekonomi menunjukkan inflasi masih berlanjut di Amerika Serikat.
Dikutip dari Antara, Kamis, 13 Oktober 2022, indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, naik 0,09 persen menjadi 113,3200. Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi USD0,9699 dari USD0,9712 di sesi sebelumnya, dan poundsterling Inggris naik menjadi USD1,1092 dari USD1,1025 di sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi USD0,6275 dari USD0,6267.
Satu dolar AS seharga 146,88 yen Jepang, lebih tinggi dari 145,85 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9982 franc Swiss dari 0,9976 franc Swiss. Dolar AS meningkat menjadi 1,3824 dolar Kanada dari 1,3812 dolar Kanada.
Reaksi pasar di atas muncul setelah risalah pertemuan The Fed September yang dirilis kemarin menunjukkan pembuat kebijakan menyatakan keprihatinan atas persistensi inflasi yang tinggi. Serta banyak yang lebih khawatir melakukan terlalu sedikit tindakan untuk mengendalikan inflasi daripada terlalu banyak.
Sebelumnya Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan indeks harga produsen (IHP), ukuran harga yang diperoleh bisnis AS untuk barang dan jasa yang mereka hasilkan, tumbuh 0,4 persen pada September, lebih tinggi dari perkiraan pasar untuk kenaikan 0,2 persen.
Data inflasi yang lebih tinggi dari ekspektasi memperkuat ekspektasi pasar Federal Reserve akan terus agresif menaikkan suku bunga, sehingga terus mengangkat dolar lebih tinggi.
Setelah data indeks harga produsen dirilis, greenback naik setinggi 146,98 yen, terkuat sejak Agustus 1998 atau tertinggi baru dalam 20 tahun, menandai kenaikan sesi kelima berturut-turut. Jepang melakukan intervensi pembelian yen pertamanya sejak 1998 pada 22 September, ketika dolar berada di 145,90 yen.
Dolar AS memangkas kenaikan setelah risalah dari pertemuan Federal Reserve terakhir menunjukkan beberapa nada dovish. Beberapa peserta mencatat pentingnya mengkalibrasi laju pengetatan lebih lanjut untuk mengurangi risiko pada ekonomi AS, kata risalah tersebut.
Namun demikian The Fed tetap berkomitmen untuk menaikkan suku bunga guna menurunkan inflasi. “Itu bukan perhatian nomor satu saat ini. Kekhawatiran nomor satu tetap adalah inflasi,” kata Direktur Perdagangan Monex USA, Juan Perez, di Washington.
Pedagang dengan hati-hati menunggu laporan Indeks Harga Konsumen (IHK) AS September yang akan dirilis pada Kamis waktu setempat, untuk indikasi terbaru tentang gambaran inflasi.
Sumber : medcom.id
Gambar : Market Bisnis