Yang Libur Amerika, Yang Pegang Emas Ikut Gembira

Emas mulai bersinar kembali. Pada perdagangan Selasa (6/9/2022) pukul 06:34 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.712,80 per troy ons. Harga emas menguat 0,15%.

Penguatan hari ini menjadi angin segar setelah emas loyo pada perdagangan sehari sebelumnya. Pada perdagangan kemarin, harga emas melandai 0,07% ke posisi US$ 1.710,21 per troy ons.

Dalam sepekan, harga emas masih melemah 0,6% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas sudah amblas 3,5% sementara dalam setahun anjlok 6,1%.

Craig Erlam dari OANDA mengatakan adanya hari libur di Amerika Serikat (AS) membantu emas untuk tidak terkoreksi secara dalam. Seperti diketahui, pasar keuangan AS tutup karena merayakan Hari Buruh pada Senin kemarin.

Penguatan emas juga didorong oleh data tenaga kerja AS yang di bawah ekspektasi. AS mengumumkan jumlah lapangan kerja yang tercipta pada Agustus mencapai 315.000. Sedikit di atas perkiraan pasar yakni 300.000. Tingkat pengangguran di AS naik tipis menjadi 3,7% pada Agustus, dari 3,5% pada Juli.

Data yang di bawah ekspektasi ditambah dengan inflasi AS yang melandai ke 8,5% pada Juli diharapkan bisa menjadi pertimbangan bank sentral AS The Federal Reserve (the Fed) sebelum menaikkan suku bunga pada dua pekan ke depan.

“Ekspektasi pasar mengenai kenaikan suku bunga acuan secara agresif mulai melandai. Pasar meyakini jika data tenaga kerja dan inflasi akan mempengaruhi keputusan bank sentral tutur Erlam, seperti dikutip dari Reuters.

The Fed akan menggelar pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 20-21 September mendatang. Sementara itu, bank sentral Eropa (ECB) akan menggelar pertemuan pada Kamis pekan ini dan diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuan hingga 75 bps.

Dua pertemuan bank sentral berpengaruh di dunia tersebut akan ikut menggiring pergerakan emas.

“Titik support emas mungkin ada di atas US$ 1.700 untuk sekarang tetapi dengan penguatan dolar AS dan sikap the Fed yang masih hawkish, emas kemungkinan akan terus turun ke bawah US$ 1.680 per troy ons,” imbuh Erlam.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Pikiran Rakyat

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *