Harga Minyak Oke di Tengah Gencatan Sesaat, IHSG Dibuka Hijau

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada perdagangan sesi pertama Rabu (9/3/2022), di tengah berlanjutnya reli harga komoditas energi akibat embargo Amerika Serikat (AS) atas produk minyak dan gas Rusia.

Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG dibuka di 6.836,672 atau naik 22,49 poin (+0,33%) pada pembukaan pagi, dan menjadi 35,9 poin (0,45%) selang 5 menit kemudian. Sebanyak 201 saham menguat, 137 lain melemah, dan 167 sisanya flat.

Nilai perdagangan tercatat senilai Rp 1,3 triliunan dengan melibatkan 1 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 93.000-an kali. Investor asing kembali mencetak pembelian bersih (net buy), senilai Rp 78 miliar.

Saham yang mereka buru terutama PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai pembelian bersih masing-masing sebesar Rp 62,8 miliar dan Rp 53,8 miliar. Keduanya naik masing-masing 2,8% ke Rp 6.450 dan 2% ke Rp 4.530/saham.

Sebaliknya, saham yang masih lego terutama adalah dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan nilai penjualan bersih masing-masing sebesar Rp 64,9 miliar dan Rp 17,8 miliar. Keduanya melemah masing-masing sebesar 4,2% ke Rp 2.720 dab 1,7% ke Rp 4.530/unit.

Nilai transaksi terbesar dibukukan ANTM dan ASII dengan nilai masing-masing sebesar Rp 405 miliar dan Rp 151 miliar. BBRI menyusul dengan total nilai perdagangan Rp 116,6 miliar.

Sentimen pasar masih beragam, memperhatikan faktor Ukraina di mana Amerika Serikat (AS) secara resmi memboikot impor minyak dan gas dari Rusia, sehingga memicu lonjakan harga minyak mentah dunia.

Pada Rabu pagi, harga minyak jenis Brent berada di US$ 127,98/barel. Melesat 3,8% dari hari sebelumnya sekaligus jadi yang tertinggi sejak Juli 2008. Sementara itu, minyak West Texas Intermediate (WTI) harganya US$ 125,39/barel atau naik 1,37%.

Namun, di sisi lain Rusia mengumumkan gencatan senjata untuk memberi kesempatan bagi penduduk sipil untuk mengungsi dari wilayah konflik. Hal ini memicu spekulasi sebagian pelaku pasar bahwa reli komoditas akibat sentimen perang saatnya berkurang.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Inews

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *