Rupiah Perkasa ke Rp14.375 di Tengah Penguatan Dolar AS
Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.375 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat (28/1) pagi. Mata uang Garuda naik 13,5 poin atau 0,09 persen dari perdagangan sebelumnya, yakni Rp14.389 per dolar AS.
Sementara, mayoritas mata uang di Asia bergerak menguat pagi ini. Tercatat, yen Jepang minus 0,05 persen, dolar Hong Kong minus 0,01 persen, dolar Singapura minus 0,01 persen, won Korea Selatan minus 0,17 persen, rupee India minus 0,40 persen, dan ringgit Malaysia minus 0,12 persen.
Kemudian lainnya menguat seperti peso Filipina yang naik 0,11 persen, yuan China naik 0,04 persen, dan baht Thailand naik 0,03 persen.
Di sisi lain, mata uang di negara maju nampak bervariasi pagi ini. Terpantau, franc Swiss minus 0,01 persen, dolar Kanada naik 0,09 persen, dolar Australia naik 0,13 persen, poundsterling Inggris naik 0,08 persen, dan euro Eropa minus 0,04 persen.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah masih berpotensi melemah terhadap dan masih disebabkan oleh efek ekspektasi kebijakan pengetatan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) tahun ini.
“Selain itu, pertumbuhan data PDB AS kuartal IV menunjukkan hasil yang lebih bagus dari ekspektasi pasar yakni +6,9 persen vs +5,5 persen juga membantu penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya. Data ini menunjukkan bahwa ekonomi AS di tengah pandemi ini siap menerima kebijakan pengetatan moneter AS,” kata Ariston kepada CNNIndonesia.com, Jumat (28/1).
Dari dalam negeri, kasus positif covid-19 yang kian meninggi setiap harinya masih menjadi kekhawatiran pelaku pasar dan memberikan tekanan rupiah.
Menurut Ariston, nilai tukar rupiah berpotensi melemah dalam rentang Rp14.400 hingga Rp14.420 dengan potensi support di kisaran Rp14.350.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Liputan6.com