Ketegangan Ukraina Angkat Dolar AS dan Buat Euro Ambruk
Dolar AS naik ke level tertinggi dua minggu terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Kondisi itu terangkat oleh meningkatnya risiko geopolitik atas Ukraina dan kemungkinan sikap lebih hawkish dari Federal Reserve pada pertemuan kebijakannya minggu ini.
Mengutip Antara, Selasa, 25 Januari 2022, pasar sampai saat ini sebagian besar mengabaikan pengerahan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina, tetapi ketegangan meningkat akhir-akhir ini. NATO menempatkan pasukan dalam keadaan siaga dan memperkuat Eropa Timur dengan lebih banyak kapal dan jet tempur, yang dikecam Rusia sebagai peningkatan ketegangan.
Amerika Serikat sedang mempertimbangkan untuk mentransfer beberapa pasukan yang ditempatkan di Eropa Barat ke Eropa Timur dalam beberapa minggu mendatang, seorang diplomat NATO mengatakan, dan Presiden AS Joe Biden memerintahkan keluarga diplomat untuk meninggalkan Kyiv.
“Mengingat orang telah kehilangan uang, apakah itu di kripto atau pasar saham, orang ingin menemukan pelakunya dan saya pikir orang-orang terbelah antara dua kandidat yang mungkin: Federal Reserve dan Rusia,” kata Kepala Strategi Pasar Bannockburn Global Forex Marc Chandler.
“Saya skeptis semua ini didorong oleh Rusia. Tapi itu tidak berarti ketika tembakan pertama dilepaskan, tidak akan ada reaksi pasar yang dramatis,” kata Chandler, merujuk pada aksi jual di pasar ekuitas.
Ahli strategi ING Bank Francesco Pesole mengatakan pasar lebih menghargai premi risiko ke dalam euro, dengan meningkatnya kekhawatiran bahwa pertikaian Rusia atas Ukraina dengan Barat dapat mendorong Moskow untuk mengekang pasokan energi ke Eropa.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya menguat 0,25 persen, dengan euro melemah 0,14 persen menjadi 1,1324 dolar. Euro juga melemah terhadap mata uang safe haven franc Swiss, jatuh ke 1,0298 pada satu titik, terendah sejak Mei 2015. Namun mata uang tunggal itu kemudian diperdagangkan naik sekitar 0,04 persen.
Mata uang safe haven lainnya, yen, sebelumnya sedikit menguat terhadap dolar, tetapi kemudian melemah 0,01 persen versus greenback di 113,69 per dolar. Indeks dolar telah naik sekitar 1,5 persen sejak 14 Januari. Selama periode ini, beberapa bank telah menaikkan perkiraan untuk kecepatan dan ukuran pengetatan kebijakan Fed.
Dimulainya kenaikan suku bunga
The Fed diperkirakan memberi sinyal dimulainya kenaikan suku bunga pada Maret, sementara berpotensi menunjukkan seberapa cepat ia akan menyusutkan kepemilikannya atas obligasi pemerintah dan utang hipotek yang telah membengkak neracanya melewati USD8 triliun.
Sebagian besar memperkirakan kenaikan suku bunga pertama menjadi 0,25 persen pada Maret dan tiga lagi menjadi 1,0 persen hingga akhir tahun. Data menunjukkan spekulan memotong posisi beli bersih pada dolar ke level terendah sejak September dan sebagai gantinya menambahkan posisi bersih 2,6 miliar dari euro.
Mengesampingkan ketegangan Ukraina, pemulihan dolar bisa terhenti jika Fed mengisyaratkan preferensi untuk pengurangan neraca sebagai sarana untuk memperketat kebijakan, kata Pesole. “Jika pasar melihat Fed bersedia membiarkan pengurangan neraca melakukan angkat berat, itu mungkin memaksa penurunan perkiraan untuk jumlah kenaikan suku bunga,” pungkasnya.
Sumber : medcom.id
Gambar : REQnews.com