Pembicaraan Kenaikan Suku Bunga Fed Cemaskan Investor, Minyak Dunia Jatuh

Harga minyak dunia jatuh sekitar dua persen pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Minyak terpukul akibat kekhawatiran investor atas kemungkinan kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan oleh Federal Reserve AS yang menekan pasar-pasar berisiko seperti ekuitas, sementara dolar menguat.

Mengutip Antara, Selasa, 25 Januari 2022, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret tergelincir USD1,62 atau 1,8 persen, menjadi USD86,27 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret jatuh USD1,83 atau 2,2 persen menjadi USD83,31 per barel.

Kedua harga acuan minyak naik untuk minggu kelima berturut-turut minggu lalu, melonjak sekitar 2,0 persen untuk mencapai level tertinggi sejak Oktober 2014. Harga minyak naik lebih dari 10 persen sepanjang tahun ini di tengah kekhawatiran atas pengetatan pasokan dan OPEC+ sekarang berjuang untuk mencapai target kenaikan produksi bulanan 400 ribu barel per hari.

Saham-saham Wall Street merosot, setelah pekan lalu membukukan minggu terburuk sejak 2020, menarik aset-aset berisiko lainnya seperti minyak mentah. “Semuanya dibawa ke gudang kayu dan gudang kayu adalah tempat yang cukup ramai,” kata Mitra Again Capital Management John Kilduff.

Relative Strength Index, ukuran sentimen pasar jangka pendek, hingga Senin, 24 Januari, diperdagangkan pada level yang dianggap sebagai indikasi koreksi jangka pendek dalam minyak. “Gambaran besar, kami percaya minyak akan naik lebih tinggi dalam jangka panjang, tetapi dalam jangka pendek kami telah overbought dan dijejali risiko geopolitik,” kata Flynn.

Saham-saham jatuh sementara dolar naik ke level tertinggi dua minggu terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada Senin waktu setempat, terangkat oleh ketegangan antara Rusia dan Barat atas Ukraina dan kemungkinan sikap yang lebih hawkish dari The Fed minggu ini.

Ketegangan di Ukraina

Ketegangan di Ukraina telah meningkat selama berbulan-bulan setelah Rusia mengumpulkan pasukan di dekat perbatasannya, memicu kekhawatiran gangguan pasokan di Eropa Timur. Di Timur Tengah, Uni Emirat Arab mencegat dan menghancurkan dua rudal balistik Houthi yang menargetkan negara Teluk itu setelah serangan mematikan seminggu sebelumnya.

“Eskalasi lebih lanjut dari situasi di Ukraina dan Timur Tengah membenarkan premi risiko pada harga minyak karena negara-negara yang terlibat -Rusia dan UEA- adalah anggota penting OPEC+,” kata Analis Commerzbank Carsten Fritsch.

Kepala perusahaan minyak utama AS Occidental Petroleum Corp dan ConocoPhillips menawarkan pandangan berbeda tentang pertumbuhan produksi minyak AS pada konferensi. Sedangkan CEO ConocoPhillips Ryan Lance optimistis tentang pasar karena harga minyak yang tinggi akan bertahan untuk sementara waktu.

 

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : medcom.id

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *