Rupiah Melemah ke Rp14.369 Gegara Kenaikan Yield Obligasi AS
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.369 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Rabu (19/1) pagi. Mata uang Garuda melemah 0,23 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya di level Rp14.336 per dolar AS.
Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Dolar Singapura melemah 0,01 persen, won Korea Selatan melemah 0,1 persen, dolar Taiwan melemah 0,07 persen, bath Thailand melemah 0,38 persen, yen Jepang melemah 0,07 persen, ringgit Malaysia melemah 0,24 persen dan rupee India melemah 0,46 persen.
Sementara, Filipina menguat 0,04 persen dan yuan China menguat 0,01 persen.
Sebaliknya, mayoritas mata uang di negara maju yang terpantau menguat terhadap dolar AS. Rinciannya, poundsterling Inggris menguat 0,01 persen, franc Swiss menguat 0,02 persen, dolar Australia menguat 0,03 persen, dan dolar Kanada menguat 0,13 persen.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra memprediksi nilai tukar rupiah kembali melemah seiring dengan kenaikan tingkat imbal hasil (yield) surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS). Yield tenor 10 tahun tembus 1,88 persen atau menjadi yang tertinggi dalam dua tahun terakhir.
“Tekanan mungkin berlanjut terhadap rupiah hari ini seiring dengan semakin tingginya yield obligasi pemerintah AS,” ungkap Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Selain itu, penurunan harga saham AS juga menambah sentimen negatif untuk aset berisiko, termasuk rupiah. Lalu, kenaikan harga minyak dunia ke level US$86 per barel turut menekan mata uang Garuda karena berpotensi menurunkan surplus neraca perdagangan Indonesia.
“Rupiah mungkin bisa tertekan ke arah Rp14.360-Rp14.380 per dolar AS hari ini dengan potensi support di kisaran Rp14.320 per dolar AS,” pungkas Ariston.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Bisnis.com