Keran Ekspor Batu Bara Dibuka, Rupiah Mengilap ke Rp14.299
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.299 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Rabu (12/1) pagi. Mata uang Garuda ini menguat 0,03 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya di level Rp14.304 per dolar AS.
Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Tercatat, won Korea Selatan menguat 0,47 persen, peso Filipina menguat 0,17 persen, rupee India menguat 0,17 persen, dolar Taiwan menguat 0,03 persen, yuan China menguat 0,15 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,22 persen.
Sementara, dolar Singapura melemah 0,01, bath Thailand melemah 0,02 persen, dan yen Jepang bergerak stagnan.
Di sisi lain, mata uang utama di negara maju bergerak bervariasi. Terpantau, poundsterling Inggris melemah 0,01 persen, franc Swiss melemah 0,01 persen, dolar Kanada menguat 0,1 persen, dan dolar Australia menguat 0,04 persen.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra memproyeksi rupiah kembali bergerak menguat hari ini. Pasar kembali tertarik dengan aset berisiko setelah pidato Gubernur The Fed Jerome Powell mengenai kebijakan moneter AS kemarin.
“Dalam sesi dengar pendapat antara Jerome Powell dengan komite perbankan Senat AS tadi malam, Powell tidak memberikan kejutan mengenai percepatan kenaikan suku bunga acuan AS,” ungkap Ariston kepada CNNIndonesia.com.
Selain itu, Powell mengklaim ekonomi AS akan pulih dengan cepat. Ia mengaku cukup optimistis dengan pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam.
Dari dalam negeri, keran ekspor batu bara yang kembali dibuka memberikan sentimen positif untuk rupiah. Pasalnya, hal itu akan mendorong surplus neraca perdagangan RI.
“Nilai tukar rupiah berpotensi bergerak menguat ke arah Rp14.250 per dolar AS dengan potensi resistance di kisaran Rp14.320 per dolar AS,” pungkas Ariston.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : senayanpost.com