The Fed Bikin Dolar AS Melaju Kencang
Dolar menguat di akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB) menjelang serangkaian pertemuan bank sentral minggu ini yang dipimpin oleh Federal Reserve.
Investor memperkirakan bank sentral AS akan mengumumkan mengakhiri pembelian obligasi lebih cepat dari yang diharapkan, ketika mereka mencari petunjuk tentang waktu kenaikan suku bunga tahun depan.
Selain The Fed, Bank Sentral Eropa, Bank Sentral Jepang, Bank Sentral Inggris, Bank Sentral Swiss, dan Bank Sentral Norwegia, semuanya akan memiliki keputusan kebijakan dalam beberapa hari ke depan.
Namun demikian, mata uang euro jatuh, karena dipandang rentan terhadap kenaikan suku bunga AS mengingat ekspektasi Fed akan memperketat kebijakannya lebih cepat daripada ECB yang dovish.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, menguat 0,2 persen pada 96,297. Euro melemah 0,2 persen pada USD 1,1291. Sedangkan terhadap yen, dolar naik 0,1 persen menjadi 113,49 yen.
“Pasar telah memperkirakan Fed mengakhiri tapering obligasi di kuartal pertama dan mengharapkan bank sentral menempatkan tawaran kenaikan suku bunga dengan kuat pada awal musim panas,” kata Analis Pasar Senior di Western Union Business Solutions di Washington, Joe Manimbo, dikutip dari Antara, Selasa, 14 Desember 2021.
“Apakah dolar memiliki kekuatan yang tersisa untuk reli, serta dapat bergantung pada berapa kali Fed memperkirakan akan menaikkan suku bunga tahun depan? Fed yang memberi sinyal sedikit toleransi terhadap inflasi yang lebih tinggi akan menghasilkan nada hawkish yang gemilang dan kemungkinan membuat dolar bias lebih tinggi,” tambah dia.
Namun, beberapa analis percaya kenaikan dolar dalam beberapa pekan terakhir telah memperhitungkan banyak kemungkinan sumber kekuatannya dalam jangka pendek.
Kepala strategi pasar di Cambridge Global Payments Karl Schamotta mengatakan jika Fed memperkirakan tingkat inflasi 2022 di atas tiga persen, atau jika proyeksi 2023 melonjak akan mendorong peningkatan dolar.
“Jika titik-titik menunjukkan lebih dari dua kenaikan suku bunga pada 2022, ujung depan kurva imbal hasil akan naik, membawa greenback menguat bersamanya.” jelas dia.
Selain itu, poundsterling merosot 0,4 persen menjadi 1,3216 dolar AS setelah Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan Inggris menghadapi gelombang pasang Omicron. Pada Senin, 13 Desember 2021, dia mengatakan setidaknya satu orang telah meninggal di Inggris karena varian terbaru itu.
Kemudian franc Swiss yang turun terhadap dolar, terakhir menguat 0,1 persen pada 0,9219 franc. Sementara euro turun 0,1 persen pada 1,0409 franc.
Pergerakan dalam franc terjadi karena simpanan mata uang bank sentral Swiss, Swiss National Bank (SNB), naik minggu lalu dengan jumlah tertinggi dalam tujuh bulan. Hal ini menunjukkan pembuat kebijakan mengambil langkah pertama untuk memerangi kenaikan nilai franc terhadap rival utama, terutama euro.
SNB, yang telah berjuang melawan apresiasi franc sejak awal pandemi, akan membuat keputusan suku bunga terbaru pada Kamis 16 Desember 2021.
Sumber : medcom.id
Gambar : Medcom.id