Singapura Tak Ketatkan ‘PPKM’, Dolarnya Menguat Tajam

Kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) terus menanjak di Singapura, meski demikian pemerintahnya tidak melakukan pengetatan “PPKM” atau pembatasan sosialnya. Alhasil, dolarnya menguat tajam melawan rupiah.

Pada perdagangan Senin (13/9/2021), pukul 10:33 WIB, SG$ 1 setara Rp 10.614,62, dolar Singapura menguat 0,3% di pasar spot, melansir data Refintiv.

Kasus Covid-19 di Singapura dalam beberapa hari terakhir konsisten bertambah lebih dari 500 orang per hari, yang merupakan penambahan terbanyak sejak Agustus tahun lalu.

Meski demikian, pemerintah Singapura sudah merubah fokusnya ke strategi jangka panjang, yakni hidup bersama virus corona. Sehingga, pembatasan sosial tidak makin diperketat.

“Peningkatan infeksi harian yang cepat dan eksponensial yang kita alami saat ini, pada satu titik merupakan hal yang harus dilalui setiap negara yang ingin hidup berdampingan dengan Covid-19,” kata Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung, sebagaimana dilansir CNBC International, Jumat (10/9/2021).

Vaksinasi menjadi kunci untuk hidup berdampingan dengan Covid-19, dan Singapura menjadi salah satu negara dengan tingkat vaksinasi yang tinggi. Data dari Kementerian Kesehatan (Ministry of Health/MoH) menunjukkan 81% warga Singapura sudah mendapat vaksinasi penuh.

Sejak bulan Agustus lalu sudah mulai melonggarkan pembatasan sosialnya, meski kasusnya kembali menanjak belakangan ini tetapi tidak diketatkan lagi.

Kemarin, kasus Covid-19 di Singapura bertambah sebanyak 520 kasus. Disebutkan pula ini terdiri dari 454 klaster. Sebanyak 63 kasus dari penduduk setempat dan tiga dari kasus impor.

“Saat ini 78 kasus dirawat di rumah sakit. Sementara 54 kasus serius membutuhkan oksigen dan tujuh kasus kritis di ICU,” kata MOH lagi.

Kemarin muncul satu klaster baru yakni kantor supply DHL di negeri itu. Ada todal 28 kasus, di mana virus menyebar dari tempat kerja ke rumah tangga.

Secara detil, pemerintah Singapura menyatakan 16 klaster aktif yang pengawasan ketat. Selain DHL, klaster lain yang diawasi dan mencatat kasus terbanyak sejauh ini adalah situs konstruksi 30 Sunview Way.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : CNBC Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *