Dolar AS Berusaha Bangkit dari Level Terendah
Dolar AS berusaha bangkit setelah jatuh ke posisi terendah dalam dua minggu terakhir. Greenback berusaha untuk pulih, setelah dolar AS anjlok karena Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan pengurangan dapat dimulai tahun ini, tetapi bank sentral tidak terburu-buru untuk menaikkan suku bunga.
Dolar AS pun mengalami persentase penurunan harian terbesar bulan ini. Di mana Indeks dolar mencapai level terendah dua minggu di 92,595 sebelum sedikit menguat, dan terakhir naik 0,008% pada 92,677.
“Pasar masih mencerna pidato pengurangan dovish Powell dan mungkin melihat pasar sedikit bingung bahwa imbal hasil Treasury tidak mendapatkan lampu hijau untuk kenaikan di sini. Itu akan menjadi data yang bergantung pada segala hal dengan inflasi dan pasar kerja,” kata Analis Pasar Senior OANDA, Edward Moya, dilansir dari Reuters, Selasa (31/8/2021).
Benchmark 10-tahun terakhir naik 8/32 dalam harga untuk menghasilkan 1,2852%, dari 1,312% pada akhir Jumat karena investor mengalihkan fokus ke laporan penggajian AS yang akan memberikan lebih banyak wawasan tentang kemungkinan jalur kebijakan Fed.
Sedangkan ekspektasi non-farm payrolls meningkat 750.000 pada Agustus, dengan perkiraan tingkat pengangguran turun menjadi 5,2% dari 5,4%. Data lain yang kemungkinan akan diperhatikan minggu ini, angka inflasi Eropa serta ukuran sektor manufaktur AS dan China.
“Anda mungkin tidak akan melihat banyak keyakinan di balik apa pun sebelum kita melewati hari Jumat,” kata Moya.
Dolar AS sempat bergerak lebih tinggi menyusul data penjualan rumah. Kemudian laporan aktivitas manufaktur pada bulan Agustus dari Federal Reserve Dallas menunjukkan perlambatan dari bulan sebelumnya.
Euro naik 0,06% menjadi USD1,1799 setelah mencapai level tertinggi dalam lebih dari tiga minggu di 1,181. Yen Jepang melemah 0,03% versus greenback di 109,89 per dolar.
Sumber : okezone.com
Gambar : Media Indonesia