Harga Minyak Melesat ke Level Tertinggi Sejak Januari 2020
Harga minyak melonjak sekitar dua persen dan menetap di level tertinggi dalam setahun terakhir pada akhir perdagangan Senin (8/2). Penguatan didorong oleh pemotongan pasokan di antara produsen utama minyak dunia dan harapan kelanjutan stimulus ekonomi Amerika Serikat (AS).
Mengutip Antara, Selasa (9/2), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April naik US$1,22 atau 2,1 persen menjadi US$60,56 per barel. Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS menguat US$1,12 atau 2 persen ke US$57,97 per barel.
Kedua harga acuan minyak tersebut berada di level tertinggi sejak Januari 2020. Wakil Presiden Pasar Minyak Rystad Energy, Paola Rodriguez Masiu mengatakan penguatan harga memberikan keyakinan pasar bahwa situasi kembali normal.
“Berhasil menembus US$60 lagi terasa seperti pasar akhirnya muncul kembali setelah perjuangan panjang dan (mengambil) nafas yang tepat,” ujarnya.
Seperti diketahui, Arab Saudi menjanjikan pemotongan pasokan tambahan pada Februari dan Maret menyusul pengurangan produksi minyak oleh anggota lain dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya.
Sebagai tanda bahwa pasokan cepat mengetat, spread atau selesih Brent enam bulan mencapai tertinggi US$2,54 pada Senin (8/2), terlebar sejak Januari tahun lalu. Hal ini menjadi sinyal tingginya permintaan untuk pasokan saat ini.
Di sisi lain, perhatian investor kembali tertuju pada paket bantuan covid-19 senilai US$1,9 triliun untuk Amerika Serikat yang diharapkan akan disahkan segera bulan ini.
Menteri Keuangan AS Janet Yellen pada Minggu (7/2) mengatakan bahwa Amerika Serikat dapat kembali ke kondisi sebelum pandemi pada 2022 jika Kongres menyetujui paket bantuan sebesar US$1,9 triliun dari Presiden Joe Biden.
Pernyataan Yellen muncul setelah kedua kamar di Kongres AS pada Jumat (5/2) mengesahkan resolusi anggaran sebagai langkah kunci yang memungkinkan Demokrat untuk mendorong paket bantuan Biden tanpa dukungan dari Partai Republik.
Selain itu, harapan bahwa ekspor minyak Iran akan segera kembali ke pasar juga telah berkurang. Hal tersebut memberikan dukungan tambahan terhadap harga minyak.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia