Dolar AS Tertekan Perang Dagang 15 Bulan

Kurs dolar Amerika Serikat (AS) jatuh terhadap mata uang yen Jepang pada perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB), tertekan kekhawatiran tentang perundingan perdagangan AS-China.

Namun, dolar AS tetap menguat terhadap mata uang lainnya karena Ketua Federal Reserve Jerome Powell menahan diri untuk tidak kembali memangkas suku bunga lebih lanjut setelah data menunjukkan penurunan tak terduga pada inflasi. Demikian seperti dilansir Reuters, Jakarta, Rabu (9/10/2019).

Dolar AS berada di bawah tekanan setelah Departemen Luar Negeri AS telah memberlakukan pembatasan visa pada pemerintah China dan pejabat Partai Komunis yang diyakini bertanggung jawab atas penahanan atau penyalahgunaan minoritas Muslim di provinsi Xinjiang.

Pada hari Senin, Departemen Perdagangan AS juga telah membuat daftar hitam perusahaan-perusahaan China atas perlakuan Beijing terhadap mayoritas etnis minoritas Muslim, dan Presiden Donald Trump mengatakan kesepakatan perdagangan tidak mungkin cepat.

Dolar AS turun 0,18% menjadi 107,09 yen. Mata uang Jepang cenderung menguat selama tekanan geopolitik atau finansial karena Jepang adalah negara kreditor terbesar di dunia.

Di sisi lain, perkembangan terakhir datang pada saat yang kritis dalam perang dagang AS-China yang terjadi selama 15 bulan telah mengguncang pasar. Pembicaraan tingkat atas dijadwalkan dilanjutkan pada hari Kamis dan Jumat, ketika Wakil Perdana Menteri China Liu He bertemu dengan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin di Washington.

“Ini jelas bukan prekursor yang baik sebelum negosiasi jenis apa pun. Ada beberapa keraguan dalam hal ekspektasi pasar (untuk kesepakatan),” kata pedagang valuta di Silicon Valley Bank Minh Trang.

“Rasanya sedikit seperti hari bebas risiko,” katanya.

Terhadap sekeranjang enam mata uang greenback adalah 0,15% lebih tinggi, setelah ketua Fed Powell, dalam komentar kepada Asosiasi Nasional Ekonom Bisnis, tidak berkomitmen untuk penurunan suku bunga lebih lanjut, mencatat bahwa pertemuan FOMC berikutnya beberapa minggu lagi.

“Nada bicaranya dan pengingat bahwa pertemuan FOMC berikutnya masih” beberapa minggu lagi “menunjukkan bahwa penurunan suku bunga Oktober jauh dari kesepakatan yang dilakukan yang diyakini pasar berjangka,” kata kepala ekonom AS Capital Economics Paul Ashworth.

 

 

 

 

Sumber : okezone.com
Gambar : Market Bisnis

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *