Dolar AS “Jempol ke Bawah”, Rupiah Bisa Dekati Rp 14.000/US$?
Nilai tukar rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Kamis (26/11/2020). Dolar AS yang sedang lesu membuat rupiah berpeluang mendekati lagi level “angker” alias level psikologis Rp 14.000/US$.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan di level Rp 14.100/US$, menguat 0,21% di pasar spot. Rupiah memangkas pelemahan hingga tersisa 0,04% saja, sebelum kembali menguat 0,28% di Rp 14.090/US$.
Pada pukul 12:00 WIB, rupiah balik lagi ke level Rp 14.100/US$.
Dolar AS kembali tertekan setelah rilis notula rapat kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menunjukkan para pembuat kebijakan membahas langkah-langkah untuk menambah stimulus moneter dengan quantitative easing.
Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan mata uang Paman Sam itu kemarin turun 0,25% dan berlanjut 0,07% siang ini ke 91,926.
Di sisi lain, pelaku pasar yang sedang bagus-bagusnya membuat aliran modal masuk dalam negeri yang membuat rupiah perkasa.
Kemarin di pasar saham Indonesia investor asing melakukan aksi beli bersih (net buy) Rp 268 miliar di pasar regular, dan Rp 581 miliar termasuk pasar tunai dan nego. Kemudian di perdagangan sesi I hari ini, investor asing juga melalukan net buy Rp 191 miliar di all market.
Sementara di pasar obligasi, yield Surat Berharga Negara (SBN) tenor 10 tahun turun 0,8 basis poin (bps). Pergerakan harga obligasi berbanding terbalik dengan yield, ketika harga naik yield akan turun, begitu juga sebaliknya.
Ketika harga naik, artinya terjadi aksi beli, dan kemungkinan aliran modal asing juga masuk ke pasar obligasi. Hingga siang ini, yield SBN turun lagi 0,2 bps.
Meski demikian, melihat pergerakan di pasar non-deliverable forward (NDF), rupiah kemungkinan masih akan berada di dekat Rp 14.100/US$ di penutupan perdagangan nanti, belum mampu mendekati level “angker”. Sebab kurs rupiah di NDF siang ini masih bergerak tipis-tipis ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan pagi tadi.
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : CNBC Indonesia