Kabar dari Kamerad Putin, Harga Minyak Bergairah Lagi

Harga minyak mentah untuk kontrak teraktif yang diperdagangkan mengalami penguatan pada perdagangan Kamis kemarin (22/10).

Kenaikan harga emas hitam itu pun masih terjadi pagi ini Jumat (23/10/2020) di waktu perdagangan Asia.

Pada 09.40 WIB, harga minyak berjangka acuan internasional Brent naik tipis 0,09% ke US$ 42,5/barel. Kemarin Brent berhasil menguat 1,7% ke level US$ 42,45/barel.

Di saat yang sama, harga minyak berjangka patokan Negeri Paman Sam yakni West Texas Intermediate (WTI) juga terapresiasi tipis hari ini dengan peningkatan sebesar 0,07% ke US$ 40,67/barel. Kemarin kontrak WTI naik 1,5% ke US$ 40,62/barel.

Harga minyak mentah menguat setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memberikan sinyal ke pasar bahwa sebagai salah satu anggota dari kartel produsen minyak dunia (OPEC+) Rusia bersiap untuk melanjutkan kesepakatan pemangkasan produksi yang selama ini dijalankan.

Melansir Reuters, Putin mengatakan Rusia tidak melihat perlunya produsen minyak global untuk mengubah kesepakatan pemotongan pasokan. Namun ia juga tidak mengesampingkan kemungkinan untuk memperpanjang periode pemangkasan produksi minyak jika kondisi pasar memungkinkan.

Komentarnya sejauh ini merupakan indikasi paling jelas dari Rusia, salah satu produsen minyak utama dunia, yang siap memperpanjang pembatasan produksi yang belum pernah terjadi sebelumnya di tengah kemerosotan permintaan akibat pandemi Covid-19.

Sebagai informasi, OPEC+ sepakat untuk memangkas produksi minyaknya sebesar 7,7 juta barel per hari (bpd) atau setara dengan 8% dari pasokan global mulai Juli-Desember.

Apabila mengacu pada pakta yang sudah disepakati, mulai Januari tahun depan volume pemangkasan output minyak OPEC+ akan diturunkan 2 juta bpd menjadi 5,7 juta bpd saja.

“Putin memperkuat bahwa persatuan Saudi / Rusia tetap utuh dan bahwa mereka akan terus menjaga harga minyak tetap kuat,” kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

Meski begitu, jumlah infeksi baru Covid-19 yang terus meningkat di Eropa dan AS kemungkinan akan membatasi harga. Banyak negara terutama Eropa kembali menerapkan pembatasan mobilitas publik. Hal ini tentu bakal menekan permintaan terhadap bahan bakar.

Bagaimanapun juga isu kelebihan pasokan memang masih jadi momok yang mengkhawatirkan di pasar. Kenaikan output minyak Libya disertai peningkatan kasus pandemi berpotensi membuat tahun 2020 mengalami surplus atau kelebihan pasokan minyak yang dapat menekan harga emas hitam tersebut.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Okezone News

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *