Digoyang Demo Besar-besaran, Thailand Tetapkan Dekrit Darurat
Thailand mengumumkan dekrit keadaan darurat setelah demo besar-besaran terjadi di Bangkok.
Dekrit tersebut ditandatangani langsung oleh Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha. Dekrit melarang orang berkerumun karena sedang pandemi corona.
Di dalam dekrit, pemerintah menuduh banyak orang telah menghasut masyarakat untuk menyebabkan kekacauan di Bangkok.
“Ada perilaku yang mempengaruhi, dan ada alasan untuk percaya bahwa ada perilaku kekerasan yang mempengaruhi keamanan negara, keselamatan dalam hidup, atau aset rakyat dan negara,” bunyi dekrit tersebut dilansir dari Nikkei Asia, Kamis (15/10).
Lebih lanjut pemerintah menyatakan apa yang telah dilakukan demonstran saat ini bukanlah aksi damai.
Keadaan seperti itu kata pemerintah juga dapat memperburuk situasi ekonomi dalam negeri yang memang sudah terpuruk karena pandemi.
“Ini bukan pertemuan damai yang disahkan oleh konstitusi. Ini juga berdampak langsung pada pengendalian Covid-19, yang secara langsung berdampak pada perekonomian bangsa yang rentan. Sangat penting untuk segera dilakukan tindakan perbaikan ini dan menghentikan perilaku ini secara efektif sehingga hukum dihormati dan publik tertib.”
Dengan adanya dekrit, maka pemerintah melarang berkumpulnya lima orang atau lebih di Bangkok. Pihak berwenang memiliki kekuasaan untuk melarang orang memasuki area mana pun yang mereka tunjuk.
Selain itu, dekrit melarang publikasi berita, media lain, dan informasi elektronik yang berisi pesan yang dapat menimbulkan ketakutan atau sengaja memutarbalikkan informasi.
Televisi pemerintah Thailand mengumumkan bahwa pemerintah mengeluarkan keputusan darurat dengan alasan menjaga perdamaian dan ketertiban dalam negeri.
Para pengunjuk rasa telah menyerukan penggulingan Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha serta konstitusi baru. Mereka juga menyerukan reformasi monarki Raja Maha Vajiralongkorn.
Sebuah iring-iringan mobil kerajaan yang membawa Ratu Suthida sebelumnya bertemu dengan para demonstran. Mereka memberi salam hormat tiga jari pada ratu.
Sang ratu tersenyum dan balas melambai para demonstran. Di sisi lain iring-iringan mobil raja kemudian melewati jalan tanpa insiden dalam perjalanannya menuju upacara di Kuil Buddha Zamrud dekat Grand Palace.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia