The Fed Tahan Suku Bunga Acuan, Kemungkinan Hingga 2023

The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan-nya di level terendah, yakni 0-0,25 persen. Ini artinya, The Fed tidak mengubah kebijakannya. Bahkan, bank sentral AS itu mengisyaratkan mempertahankan suku bunga tersebut hingga setidaknya pada 2023 mendatang.

Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan pemulihan telah berkembang lebih cepat dari yang diperkirakan secara umum. Namun, aktivitas keseluruhan tetap jauh di bawah level sebelum pandemi covid-19 dan jalan di depan tetap penuh ketidakpastian.

Sekitar setengah dari 22 juta pekerjaan yang hilang pada Maret dan April lalu telah diperoleh kembali. Banyak orang kembali bekerja, dan tingkat pengangguran tetap tinggi di 8,4 persen pada Agustus.

Tingkat pengangguran juga kemungkinan tiga persen lebih tinggi dari data resmi, mengingat orang-orang yang salah diidentifikasi sebagai pekerja, selain alasan karena menurunnya partisipasi angkatan kerja.

Ke depan, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), badan pengaturan kebijakan The Fed, memproyeksikan tingkat pengangguran akan terus menurun.

Proyeksi median untuk tingkat pengangguran adalah 7,6 persen pada akhir tahun ini, dan 4,0 persen pada akhir 2023. Angka tersebut masih di atas angka terendah historis 3,5 persen yang dialami negara itu sebelum pandemi covid-19.

Sementara itu, inflasi diperkirakan mencapai 1,2 persen pada akhir tahun ini, dan secara bertahap akan meningkat sebelum mencapai 2,0 persen pada akhir 2023.

The Fed juga mencatat bahwa jalur ekonomi akan sangat bergantung pada perkembangan virus corona.

“Krisis kesehatan masyarakat yang sedang berlangsung akan terus membebani aktivitas ekonomi, lapangan kerja, inflasi, dan menimbulkan risiko cukup besar terhadap prospek ekonomi dalam jangka menengah,” tulis pernyataan FOMC terbaru.

Mengingat penilaian ini, FOMC memutuskan untuk mempertahankan kisaran target suku bunga dana federal pada 0 hingga 0,25 persen, tingkat yang belum berubah sejak Maret.

Komite memperkirakan tepat untuk mempertahankan kisaran target sampai kondisi pasar tenaga kerja mencapai tingkat yang konsisten dengan penilaian komite atas lapangan kerja maksimum dan inflasi meningkat menjadi 2,0 persen dan berada di jalur yang cukup untuk melebihi 2 persen.

Ketika diminta untuk menjelaskan secara spesifik mengenai lonjakan inflasi, Powell mengatakan kepada media bahwa pihaknya menahan dorongan untuk mencoba membuat semacam aturan atau formula.

“Kami ingin mencapai inflasi yang rata-rata 2 persen dari waktu ke waktu. Jika kami melakukan itu, ekspektasi inflasi akan tepat pada 2 persen dan itu akan membantu kami mencapai target inflasi dan menghindari situasi saat bank sentral kehilangan kemampuannya untuk mendukung perekonomian,” jelasnya.

Powell juga mencatat bahwa lebih banyak dukungan fiskal mungkin diperlukan untuk mendukung pemulihan ekonomi, karena tingkat pengangguran tetap tinggi, banyak usaha kecil sedang kesulitan, dan pemerintah negara bagian dan pemerintah daerah berada dalam situasi keuangan yang mengerikan.

“Diperlukan beberapa saat untuk kembali ke tingkat aktivitas ekonomi dan lapangan kerja yang berlaku pada awal tahun ini, dan mungkin diperlukan dukungan lanjutan dari kebijakan moneter dan fiskal untuk mencapai itu,” tandasnya.

 

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : ANTARANews Bengkulu

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *