Wah! Emas Bersinar Lagi, Ternyata Ini Penyebabnya

Harga logam mulia emas mulai merangkak naik mendekati level US$ 1.950/troy ons. Kenaikan yang terjadi sejak kemarin dipicu oleh beberapa faktor seperti pelemahan dolar hingga risiko ketidakpastian yang masih tinggi.

Kamis (10/9/2020) pukul 08.40 WIB, harga emas dunia di pasar spot bergerak naik 0,12% ke US$ 1.948,88/troy ons. Kemarin harga emas ditutup di US$ 1.946,65/troy ons.

Pelemahan dolar AS membawa berkah buat emas. Harga logam kuning itu bergerak berlawanan arah dengan dolar AS. Emas merupakan komoditas yang dibanderol dalam mata uang Negeri Paman Sam tersebut, sehingga ketika dolar AS menguat harga emas bakal menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Penurunan indeks dolar yang terjadi kemarin tidak terlepas dari reaksi pasar menanti kebijakan bank sentral Eropa (ECB) yang dikabarkan bakal dipublikasikan hari Kamis ini waktu setempat.

“Kami melihat beberapa retakan pada dolar setelah Bank Sentral Eropa memberi sedikit gambaran yang cerah dan emas bergerak naik” kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures, mengutip Reuters.

Indeks dolar turun 0,2% setelah Bloomberg melaporkan proyeksi pertumbuhan dan inflasi ECB yang akan dipublikasikan pada hari Kamis hanya akan menunjukkan sedikit perubahan dibandingkan dengan perkiraan bank bulan Juni.

Sementara itu dari sisi risiko, kabar bahwa AstraZeneca menghentikan sementara uji klinis vaksin tahap ketiganya untuk sementara waktu juga menjadi pendorong harga emas.

Pengembang vaksin yang bekerja sama dengan Universitas Oxford ini dikabarkan menyetop sementara uji klinis setelah seorang peserta uji di Inggris dilaporkan mengalami sakit yang serius.

AstraZeneca merupakan perusahaan yang terbilang dijagokan dalam pengembangan vaksin karena sudah masuk tahap akhir pengujuan. Kandidat vaksin miliknya bahkan mendapat pendanaan lebih dari US$ 1 miliar dari AS, sebagai gantinya Negeri Paman Sam minta jatah 300 juta dosis.

Namun dengan diberhentikannya sementara waktu uji klinis fase akhir ini membuat prospek tersedianya vaksin Covid-19 agak sedikit suram. Itu berarti bahwa outlook perekonomian ke depan juga penuh ketidakpastian serta tantangan.

Di sisi lain, jelang pemilu AS yang akan digelar 3 November nanti, Negara Adikuasa itu kembali melancarkan serangan kepada China. Kali ini AS memblokir impor kapas dan produk tomat dari wilayah Xinjiang di China barat.

Bukan hanya itu, produk turunannya termasuk benang kapas, tekstil, pakaian jadi, serta pasta tomat, dan produk lain juga akan dilarang masuk. Ini dilakukan karena tudingan produk tersebut diproduksi dengan kerja paksa yang dilakukan China ke Muslim Uighur di provinsi itu.

Dalam kampanye sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengangkat sebuah gagasan untuk memisahkan perekonomian AS dari China. Alasannya masih sama, AS merasa dirugikan berbisnis dengan China.

“Jadi ketika Anda menyebut kata decouple, itu adalah kata yang menarik,” kata Trump pada konferensi pers Hari Buruh di Gedung Putih, Senin (8/9/2020).

“Kami kehilangan miliaran dolar dan jika kami tidak berbisnis dengan mereka, kami tidak akan kehilangan miliaran dolar. Itu disebut decoupling, jadi Anda akan mulai memikirkannya.”

Ide bercerai dengan China ini menjadi ancaman bagi perekonomian global tentunya, mengingat AS dan China adalah dua raksasa ekonomi dunia.

Prospek pemulihan ekonomi global yang masih suram karena pandemi masih merebak, vaksin yang belum tersedia hingga tensi geopolitik tinggi membuat harga emas terdongkrak setelah bergerak volatil belakangan ini.

Untuk menyelamatkan perekonomian dari kejatuhan yang lebih dalam, pemerintah global dan bank sentral menggelontorkan stimulus yang masif. Kebijakan moneter ultra longgar bank sentral membuat harga emas melesat 28% sepanjang tahun ini.

“Namun reli emas ini tampaknya rapuh,” kata Haberkorn, melansir Reuters. “Dari sudut pandang teknikal, kami melihat emas harus ditutup di atas US$ 1.950 agar bullish mengambil kendali.” pungkasnya.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Finansialku.com

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *