Mumpung Harga Lagi Turun, Ada Momentum Beli Emas Nih!
Harga emas dunia pada pagi awal pekan ini Senin (10/7/2020), mengalami koreksi. Maklum, harga emas terus mencatatkan reli dalam sembilan pekan terakhir.
Pada 09.00 WIB, harga emas di pasar spot mengalami penurunan 0,23% ke US$ 2.030/troy ons. Pekan lalu harga emas ditutup di US$ 2.034/troy ons atau terkoreksi dari level tertingginya di sepanjang sejarah di US$ 2.063/troy ons.
Koreksi yang terjadi kali ini merupakan penurunan harga yang wajar. Meskipun mengalami koreksi, analis menilai peluang emas untuk mengalami reli lebih lanjut masih terbuka lebar.
Minat investor yang tinggi terhadap emas dipadukan dengan kondisi makroekonomi saat ini turut menjadi pendongkrak harga logam kuning tersebut. Faktor fundamental pasar bullion memang kokoh jika melihat tingginya tensi geopolitik AS-China serta kondisi ekonomi global yang terjerembab di jurang resesi.
Makin ke sini, Uncle Trump sebagai nahkoda Paman Sam kian beringas membombardir China dengan serangan dari segala sisi.
Seperti yang diketahui, Trump berusaha untuk menyingkirkan perusahaan teknologi asal China yakni TikTiok dan WeChat. Dalihnya adalah untuk melindungi AS karena data masyarakatnya bisa jatuh ke pihak yang salah, dalam hal ini adalah Partai Komunis China.
Tak berhenti sampai di situ, pemerintahan mantan taipan properti AS itu juga menjatuhkan sanksi ekonomi kepada 11 pejabat saat ini dan mantan pejabat China. Salah satunya adalah Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam.
Lam diberi sanksi karena mendukung pemberlakukan UU Keamanan Nasional Hong Kong. UU ini disahkan China bulan Juni, yang akan menghukum sejumlah pihak yang dikategorikan sebagai penganggu stabilitas Hong Kong.
Di bawah sanksi ekonomi ini, aset Lam di AS akan diblokir dan orang Amerika serta bisnis dilarang berurusan dengan mereka. Ini dinyatakan AS dalam pengumuman resmi Departemen Keuangan.
Stimulus fiskal dan moneter yang jor-joran membuat harga emas masih akan melesat meski terkoreksi 2% pada pekan lalu. Emas dipandang sebagai taruhan paling pasti untuk menjaga inflasi karena bank sentral terus mencetak uang untuk mendukung ekonomi di seluruh dunia.
“Bank sentral utama bekerja untuk menjaga stabilitas dengan memberikan stimulus dan dukungan ekonomi. Artinya ada banyak likuiditas yang mencari rumah. Emas adalah satu, ekuitas adalah yang lainnya. Elemen lainnya adalah suku bunga riil yang rendah, yang menghilangkan argumen bahwa emas tidak memberikan hasil apa pun karena tidak ada hasil yang dapat ditemukan dalam obligasi pemerintah, “kata analis StoneX, Rhona O’Connell.
Banyak pelaku pasar memandang harga emas masih punya potensi besar yang menguat ke US$ 2.100/troy ons. Koreksi harga justru dimanfaatkan untuk masuk ke instrumen ini.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Vibiznews
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]