BI Prediksi Laju Ekonomi Minus 4 Persen pada Kuartal II 2020
Bank Indonesia (BI) memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II minus hingga 4 persen. Penyebabnya, terjadi penurunan kegiatan ekonomi akibat pandemi virus corona.
“Perkiraan kami dengan berbagai data yang ada memang menunjukkan kontraksi ekonomi berkisar 4 persen,” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam video conference, Kamis (16/7).
Ia menyatakan kegiatan ekonomi terhambat karena virus corona masuk ke Indonesia sejak Maret 2020. Namun, dampaknya baru benar-benar terasa pada April dan Mei 2020.
“Kami melihat penurunan kegiatan ekonomi di Indonesia, terjadi kontraksi khususnya April dan Mei 2020,” terang Perry.
Sementara, ia optimistis ekonomi akan membaik pada kuartal III 2020. Hal ini seiring dengan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah daerah.
“Ekonomi akan membaik pada kuartal III 2020. Ini juga dibantu dengan stimulus fiskal pemerintah,” kata Perry.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkirakan ekonomi Indonesia minus 4,3 persen pada kuartal II 2020. Kondisi itu berbanding terbalik dengan kuartal I 2020 yang masih positif 2,97 persen.
Sementara, Lembaga riset internasional Morgan Stanley memperkirakan ekonomi Indonesia anjlok sampai minus 5 persen pada kuartal II 2020. Lalu, membaik di kuartal III 2020 sekitar minus 1,5 persen dan 0,5 persen pada kuartal IV 2020.
Kemudian, Bank Dunia (World Bank) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 hanya nol persen. Artinya, pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan pada tahun ini.
Country Director World Bank Indonesia Satu Kahkonen mengatakan perkiraan didasarkan pada tiga hal, yakni ekonomi global terkontraksi sebesar 5,2 persen pada 2020, perekonomian di Indonesia kembali dibuka sepenuhnya pada Agustus 2020, dan tidak ada gelombang kedua penularan virus corona.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia