Harga Minyak Merosot Usai Pidato Pesimis The Fed

Harga minyak mentah dunia turun dua persen. Penurunan terjadi setelah pidato Gubernur The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell yang menyebut bahwa pemulihan ekonomi akibat pandemi virus corona membutuhkan waktu.

Pidato ini dinilai meningkatkan kekhawatiran akan permintaan minyak mentah. Mengutip Antara, Kamis (14/5), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli turun 79 sen atau 2,6 persen ke posisi US$29,19 per barel.

Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni turun 49 sen atau 1,9 persen ke US$29,19 per barel.

Sebelumnya, pasar minyak mulai menunjukkan optimisme dengan menanjaknya harga minyak. Hal ini menyusul pemangkasan pasokan oleh produsen utama seperti AS, Arab Saudi, dan Rusia.

Namun, dalam pernyataan Powell. Harga minyak berbalik tertekan. Ia menilai ekonomi AS tak akan segera pulih setelah pelonggaran kebijakan penutupan wilayah (lockdown).

Direktur Energi Berjangka Mizuho Bob Yawger menyayangkan pernyataan tersebut. “Itu merupakan pidato yang negatif, sehingga menghilangkan apa yang dengan mudah merupakan laporan yang paling bullish sejak Januari,” ucapnya.

Badan Informasi Energi (EIA) AS mengatakan pada pekan lalu stok minyak mentah AS turun 745 ribu barel jika dibandingkan dengan ekspektasi analis sesuai dengan jajak pendapat Reuters yang menunjukkan kenaikan 4,1 juta barel.

Terjadi penurunan stok di pusat penyimpanan di Cushing, Oklahoma, sebesar 3 juta barel. “Ketakutan mulai merebak akibat pelonggaran lockdown yang akan memicu gelombang kedua infeksi virus corona,” jelas analis PVM Stephen Brennoc.

EIA pun merevisi ramalannya. Mereka memperkirakan permintaan minyak dunia turun sebesar 8,1 juta barel per hari (bph) pada 2020 menjadi 92,6 juta bph. Angka ini turun 5,2 juta bph dibandingkan perkiraan sebelumnya.

Sementara, Unit Statistik Departemen Energi AS memperkirakan produksi AS merosot sebesar 540 ribu bph jika dibandingkan perkiraan sebelumnya yaitu 470 ribu bph. EIA menambahkan, perkiraan produksi global yakni 11,7 juta bph dan 10,9 juta bph untuk 2021.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *