22 Juta Warga AS Ajukan Klaim Tunjangan Pengangguran

Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) menyebut jumlah warga di Negeri Paman Sam yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran karena virus corona naik tajam belakangan ini. Data yang mereka kumpulkan, sampai dengan saat ini sudah ada 22 juta warga yang mengajukan klaim.

Jumlah pengajuan tersebut terhitung sejak 14 Maret lalu atau dalam empat minggu terakhir. Sekitar 5,2 juta pekerja di antaranya mengajukan klaim pada minggu lalu. Peningkatan jumlah pengajuan klaim tersebut dipicu oleh penyebaran wabah virus corona yang terjadi belakangan ini.

Mereka seperti dikutip dari CNNBussines menyatakan jumlah orang yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran tersebut paling dramatis sejak 1967.

Sementara itu, meroketnya klaim terus membanjiri departemen tenaga kerja negara. Banyak agen negara sedang merekrut pekerja tambahan dan bergegas untuk mendorong pembaruan teknologi untuk cenderung ke aplikasi.

Sementara itu Kepala Ekonom di Fitch Ratings Brian Coulton memperkirakan jumlah pengajuan klaim tersebut kemungkinan besar akan terus meningkat.

“April pasti akan sangat mengejutkan,” katanya.

Perkiraan tersebut dibuatnya berdasarkan proyeksi peningkatan angka pengangguran. Ia memperkirakan tingkat pengangguran di AS yang berdasarkan data resmi hanya 4,4 persen pada Maret lalu bisa naik ke level 15 persen pada April ini.

Kalau itu benar, pengangguran tersebut merupakan angka tertinggi baru pasca Perang Dunia II. Segendang sepenarian, wakil presiden senior untuk Layanan Investor Moody Robard Williams mengatakan peningkatan pengangguran terjadi karena kebijakan lockdown yang dilakukan demi menghentikan penyebaran virus corona.

Kebijakan tersebut akan membuat gelombang PHK yang awalnya hanya menghantam pekerja di sektor perhotelan, restoran dan hotel akan meluas.

“Ketika shutdown berlanjut, kehilangan pekerjaan kemungkinan akan meluas ke area lain dari pasar tenaga kerja, seperti layanan bisnis dan profesional di mana pendapatan mereka akan mengalami tekanan akibat penurunan permintaan,” katanya.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Indopos

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *