Jepang Batalkan Peringatan Tragedi Tsunami di Tengah Corona
Jepang membatalkan upacara peringatan tahunan bencana tsunami dan radiasi nuklir di tengah merebaknya penyebaran virus corona (Covid-19).
Pembatalan ini dilakukan selang sehari setelah Tokyo mengonfirmasi penundaan kunjungan kenegaraan Presiden China, Xi Jinping ke Jepang.
“Namun, mengingat situasi saat ini, sekarang saatnya kita harus melakukan segala upaya untuk mencegah penyebaran infeksi. Kami dengan berat hati melaporkan bahwa rapat kabinet hari ini memutuskan untuk membatalkan upacara peringatan,” kata juru bicara pemerintah Jepang, Yoshinide Suga seperti dilansir AFP.
“Kami telah menjajaki upaya untuk mengadakan upacara peringatan hingga menit terakhir, misalnya dengan mengurangi waktu pelaksanaan,” ujarnya menambahkan.
Merespons pembatalan tersebut, Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan menyesal dan memohon maaf kepada keluarga dan kerabat korban.
“Hati saya bersama keluarga, kerabat, dan teman yang berduka. Saya menyesal atas hilangnya banyak nyawa yang tak tergantikan,” ujar Abe dalam pernyataan terkait pembatalan peringatan tersebut.
Pemerintah Jepang akan mengheningkan cipta selama satu menit pada pukul 14.46 waktu setempat pada 11 Maret mendatang. Peringatan tahun ini menandai sembilan tahun usai bencana gempa besar mengguncang Jepang.
Selama delapan tahun terakhir, pemerintah mengadakan upacara peringatan tsunami dan radiasi nuklir yang dihadiri oleh perdana menteri, anggota parlemen, dan anggota keluarga. Upacara peringatan tersebut disiarkan secara nasional di seluruh jaringan televisi.
Bencana tsunami yang terjadi pada 11 Maret 2011 menewaskan lebih dari 18.500 orang. Tsunami terjadi dipicu gempa bumi bermagnitudo 9.0.
Hingga Jumat (6/3) jumlah korban meninggal dunia akibat virus corona di seluruh dunia mencapai 3.348 dan sekitar 53.769 dinyatakan sembuh.
Penyakit serupa SARS tersebut tercatat sudah menginfeksi 97.885 orang di seluruh dunia.
Di Jepang, tercatat kasus ini sudah menginfeksi 350 orang dengan enam diantaranya dinyatakan meninggal. Sementara 29 lainnya dinyatakan dalam kondisi kritis dan 10 sembuh.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : SINDOnews
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]