Virus Corona & Kenaikan Stok AS Picu Koreksi Harga Minyak

Baru kemarin harga minyak mentah ditutup naik, pagi ini sudah terkoreksi lagi. Virus corona yang makin mengganas memicu kekhawatiran di pasar saat stok minyak mentah AS naik.

Data Refinitiv menunjukkan harga minyak mentah kontrak futures bergerak turun pagi ini, Kamis (30/1/2020). Minyak mentah Brent terkoreksi 0,41% dan dihargai di US$ 59,57/barel, sementara minyak mentah jenis WTI melorot lebih tajam sebesar 0,56% ke level US$ 53,03/barel.

Virus corona merupakan virus yang masih satu golongan dengan penyebab SARS. Dampak yang ditimbulkan oleh virus ini dapat berupa pneumonia hingga kegagalan sistem pernapasan.

Virus ini pertama kali ditemukan di Wuhan awal tahun ini setelah lebih dari 50 orang dilaporkan mengidap pneumonia secara misterius. Usut punya usut, pasar grosir seafood di Wuhan menjadi tempat asal muasal virus tersebut.

Pasar tersebut tak hanya menjual makanan seafood. Namun juga menjual daging hewan liar lainnya seperti kelelawar. Penyakit akibat virus corona ini dapat ditularkan dari hewan ke manusia (zoonosis).

Kasus kematian pertama dilaporkan pada 9 Januari lalu. Seorang pria berusia 61 tahun di Wuhan dinyatakan meninggal dunia setelah positif terinfeksi virus ganas ini. Setelah kejadian tersebut, jumlah kasus yang dilaporkan tiap harinya bertambah, begitu juga dengan jumlah korban meninggal.

CNBC Internasional melaporkan, saat ini sudah ada 7.700 kasus dan korban meninggal dunia dilaporkan mencapai 170 orang. Virus ini tak hanya menyebar di China saja. Sekarang ada 18 negara yang sudah melaporkan temuan kasus ini.

Virus ini telah menjangkiti lebih dari 16 negara. Infeksi virus penyebab pneumonia ini kini sudah masuk ke Timur Tengah. Terakhir, ada empat kasus orang terinfeksi virus corona di Uni Emirat Arab kemarin.

Akibat virus ini, 20 kota di China dikarantina. Fasilitas transportasi umum ditutup. Warga diminta untuk tetap di rumah dan tak bepergian. Restoran dan toko lainnya juga ditutup untuk menghindari kerumunan orang yang berpotensi meningkatkan penularan penyakit.

Berbagai maskapai penerbangan di dunia seperti British Airways, United Airlines, American Airlines, Air Asia, Cathay Pacific, Air India, IndiGo, Lufthansa dan Finnair memilih untuk mengurangi jumlah penerbangan ke China atau bahkan menghentikan pelayanan penerbangan ke China sama sekali.

Jika kondisi ini makin meluas dan terus berlarut-larut, bukan tidak mungkin permintaan akan minyak juga akan ikut terpangkas. Ini lah yang dikhawatirkan pasar sejak virus ini merebak.

Faktor lain yang turut memberatkan harga minyak mentah adalah rilis data stok minyak mentah mingguan AS. Menurut data Lembaga informasi energi AS (EIA), persediaan minyak mentah mingguan AS yang berakhir pada periode 24 Januari naik 3,5 juta barel. Jumlah tersebut jauh melampaui estimasi pasar.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Tempo.co

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *