Rupiah Tertekan Komentar AS Jelang Kesepakatan Dagang

Nilai tukar rupiah melemah ke Rp13.685 per dolar AS atau sebesar 0,04 persen pada perdagangan pasar spot Rabu (15/1) pagi. Sebelumnya, mata uang Garuda berada di Rp13.680 per dolar AS pada penutupan pasar, Selasa (14/1).

Pagi hari ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia melemah terhadap dolar AS. Terpantau, won Korea melemah 0,38 persen, ringgit Malaysia 0,26 persen, dolar Singapura 0,06 persen, serta lira Turki menguat 0,04 persen.

Selanjutnya, pelemahan juga terjadi pada peso Filipina sebesar 0,13 persen, dan juga dolar Hong Kong beserta dolar Taiwan hang masing-masing melemah tipis sebesar 0,01 dan 0,02 persen terhadap dolar AS.

Penguatan hanya terjadi pada yen Jepang sebesar 0,08 persen, dan yuan China sebesar 0,12 persen diikuti baht Thailand yang menguat tipis 0,01 persen terhadap dolar AS.

Kemudian di negara maju, mayoritas nilai tukar bergerak melemah terhadap dolar AS. Dolar Australia dan dolar Kanada melemah dengan nilai masing-masing sebesar 0,07 dan 0,03 persen, sedang euro menguat 0,03 persen. Hanya poundsterling Inggris yang berada di posisi stagnan, dan tidak bergerak terhadap dolar AS.

Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menilai pelemahan rupiah pagi ini disebabkan oleh sentimen kesepakatan dagang antara AS dan China.

Menurut Ariston, kekhawatiran pasar muncul setelah menteri keuangan AS mengatakan tarif impor China tak akan dihapus hingga fase kedua disepakati, yang kemungkinan terjadi setelah pemilu AS nanti.

“Jadi, menjelang penandatanganan kesepakatan, sebagian harga instrumen berkonsolidasi, mungkin juga rupiah terhadap dolar AS. Konsolidasi bisa diartikan tidak terlalu menguat,” kata Ariston saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (15/1).

Selain sentimen tersebut, Ariston juga mengatakan sentimen negatif lainnya datang dari konsensus defisit sebesar US$470 juta dari neraca perdagangan RI.

“Hari ini rilis neraca perdagangan Indonesia juga bisa menjadi faktor penggerak rupiah. Konsensus defisit sebesar US$470 juta. Rilis defisit yang lebih besar dari konsensus ini bisa menahan penguatan rupiah,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Ariston berpendapat rupiah akan bergerak di kisaran Rp13.600 hingga Rp13.700 per dolar AS pada hari ini.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Okezone Ekonomi

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *