Harga Emas Antam Keok Jelang Kesepakatan Dagang AS-China

Harga jual emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam berada di posisi Rp778 ribu per gram pada Senin (13/1) atau turun Rp2.000 dari Rp780 ribu pada Sabtu (11/1). Begitu pula dengan harga pembelian kembali (buyback) turun Rp1.000 dari Rp693 ribu menjadi Rp692 ribu per gram pada hari ini.

Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp413.500, 2 gram Rp1,5 juta, 3 gram Rp2,23 juta, 5 gram Rp3,71 juta, 10 gram Rp7,35 juta, 25 gram Rp18,28 juta, dan 50 gram Rp36,48 juta.

Kemudian, harga emas berukuran 100 gram senilai Rp72,9 juta, 250 gram Rp182 juta, 500 gram Rp363,8 juta, dan 1 kilogram Rp727,6 juta.

Harga jual emas itu sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.

Sementara harga emas di perdagangan internasional berdasarkan acuan pasar Commodity Exchange COMEX berada di posisi US$1.556,4 per troy ons atau melemah 0,24 persen. Begitu pula harga emas di perdagangan spot terkoreksi 0,34 persen ke US$1.557,09 per troy ons pada pagi ini.

Analis sekaligus Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra menilai pergerakan harga emas di pasar internasional pada hari ini akan lebih banyak didorong oleh sentimen penandatanganan kesepakatan dagang fase pertama antara Amerika Serikat dan China.

Menurut Ariston, sejauh ini AS cukup yakin kesepakatan dagang tetap bisa dilangsungkan sesuai jadwal, yaitu pada 15 Januari 2020. Media-media China pun sudah mengonfirmasi bahwa pejabat utusan damai dagang Negeri Tirai Bambu akan bertolak ke AS pada 13 Januari 2020.

“Hal ini membuat pasar masih cukup optimis, sehingga ada peluang aset berisiko menguat dan aset safe haven melemah hari ini,” imbuh Ariston kepada CNNIndonesia.com, Senin (13/1).

Lebih lanjut, Ariston menilai bila kesepakatan dagang benar-benar dilakukan kedua negara, maka perlambatan ekonomi yang beberapa waktu terjadi akan pulih dan memberikan sentimen positif tambahan bagi aset berisiko. Begitu pula bagi ekonomi kedua negara dan dunia.

Dengan begitu, secara jangka panjang, efek pelemahan terhadap harga emas masih ada. Sedangkan sentimen lain, seperti kelanjutan ketegangan hubungan geopolitik antara AS-Iran, belum memberikan sentimen baru bagi pergerakan harga emas.

Ketegangan hubungan AS-Iran akhir-akhir ini bermula dari kematian perwira tinggi militer Iran Mayor Jenderal Qasem Soleimani akibat serangan drone AS di Baghdad, Irak pada awal tahun. Setelah itu, Iran melakukan serangan rudal untuk menuntut balas.

Sayangnya, kemarahan Iran justru membuat pasukan militer negara di Timur Tengah itu salah tembak. Pesawat milik Ukraine International Airlines dengan 176 penumpang yang baru saja lepas landas di Teheran justru terkena serangan tembak Iran.

Presiden Iran Hassan Rouhani sebenarnya sudah meminta maaf, namun hal ini membuat ketegangan AS-Iran teralihkan. Iran justru kini harus menyelesaikan pengusutan masalah salah tembak dengan Ukraina.

“Iran sudah mengakui kesalahannya. Negara yang rakyatnya menjadi korban hanya meminta kompensasi. Eskalasi bisa berlanjut kalau ada serangan militer AS atau Iran lagi,” katanya.

Untuk itu, belum ada sentimen baru bagi pergerakan harga emas dari konflik di Timur Tengah. Ia memperkirakan harga emas di perdagangan internasional akan berada di rentang US$1.540 sampai US$1.565 per troy ons pada hari ini.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Kompas.com

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *