Defisit Neraca Dagang Bikin Laju IHSG Tersendat
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi bergerak menguat, namun terbatas pada perdagangan Selasa (17/12). Laju indeks saham tersendat rilis data neraca perdagangan November 2019 yang defisit.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan defisit US$1,33 miliar. Posisi ini berbanding terbalik dari bulan sebelumnya yang surplus sebesar US$161 juta.
“Neraca perdagangan Indonesia rilis di bawah ekspektasi dengan defisit US$1,33 miliar,” kata Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi dalam risetnya Selasa(17/12).
Sementara, dari sentimen global, kesepakatan perdagangan AS-China tidak sesuai ekspektasi dan masih memerlukan detail lebih lanjut. Karenanya, ia memperkirakan indeks saham hanya akan bergerak di rentang support 6.182 dan resistance 6.272.
“Kami perkirakan IHSG bergerak menguat tertahan,” ucapnya.
Sebaliknya, Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan meramalkan IHSG bergerak melemah. Secara teknikal IHSG mengindikasikan potensi pelemahan.
“Dari dalam negeri rilis neraca dagang lebih buruk daripada ekspektasi,” katanya.
Ia memperkirakan indeks bergerak di rentang support 6.175-6.193 dan resistance 6.233-6.255. Di tengah potensi koreksi ini, ia merekomendasikan beli saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan target harga Rp2.800-Rp2.840 per saham.
IHSG terpantau bergerak perkasa pada perdagangan Senin(16/12). Indeks ditutup di level 6.211 naik 14,27 poin atau 0,23 persen.
Sementara itu, saham-saham utama Wall Street kompak menguat. Indeks Dow Jones naik 0,36 persen ke posisi 28.235, S&P 500 bertambah 0,71 persen ke level 3.191, dan Nasdaq Composite menguat 0,91 persen menjadi 8.814.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Gatra.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]