Dua Hari Naik 1,7%, Harga Emas Rehat Dulu
Harga emas dunia turun tipis di perdagangan pasar spot pagi ini. Setelah dua hari menguat cukup tajam, mungkin investor memilih untuk mencairkan keuntungan.
Pada Rabu (4/9/2019) pukul 08:08 WIB, harga emas dunia berada di US$ 1.545,69/troy ons. Turun tipis 0,05% dibandingkan hari sebelumnya.
Harga si logam mulia menguat dalam dua hari perdagangan sebelumnya. Dalam dua hari tersebut, harga emas sudah naik 1,77%.
Apalagi kalau dirunut lebih jauh lagi. Sejak awal tahun, harga emas meroket 20,5%.
Oleh karena itu, tidak heran jika investor tergoda untuk mencairkan cuan. Tekanan jual membuat harga komoditas ini terkoreksi, meski tipis saja.
Ada Kabar Baik dari Brexit
Selain itu, ada kabar baik yang membuat investor mulai berani mengambil risiko dan melepas aset aman (safe haven) seperti emas. Di Inggris, upaya Perdana Menteri Boris Johnson untuk mengambil kemudi proses perceraian dengan Uni Eropa (Brexit) kandas.
Dalam voting di parlemen, proposal pemerintah kalah suara dengan perbandingan 328:301. Bahkan ada 21 suara dari Partai Konservatif yang bertentangan dengan pemerintah.
Dengan begitu, parlemen akan tetap dilibatkan dalam proses Brexit. Johnson, yang merupakan seorang euroskeptik yang bakal memaksakan Brexit meski itu tanpa kesepakatan apa-apa, tidak bisa bertindak seenaknya.
Bahkan hari ini waktu Inggris, parlemen akan kembali menggelar voting untuk mencoba memundurkan pelaksanaan Brexit dari 31 Oktober menjadi 31 Januari tahun depan. Sesuatu yang berdampak positif bagi pasar, karena memberikan waktu lebih banyak bagi Negeri Elizabeth untuk bersiap menghadapi perceraian dengan sebaik-baiknya.
Namun Johnson tidak tinggal diam. Lagi-lagi eks menteri luar negeri di pemerintahan Theresa May ini menyiratkan ancaman bakal menggelar Pemilu yang dipercepat. Sedianya Pemilu Inggris baru dihelat pada 2022.
“Saya tidak ingin ada Pemilu (yang dipercepat). Namun kalau parlemen memilih kembali menunda Brexit, yang mungkin bisa dalam hitungan tahun, maka itu (Pemilu yang dipercepat) adalah satu-satunya langkah penyelesaian.
“Parlemen sedang di ambang menghancurkan kesepakatan yang sudah dibuat. Sebab besok bisa saja Uni Eropa yang memegang kendali,” tegas Johnson, seperti dikutip dari Reuters.
Well, untuk saat ini pasar berharap proses Brexit bisa lebih mulus jika ada injury time yang lebih lama. Meski Johnson tidak akan tinggal diam, tetapi ada harapan London bisa lebih siap berpisah dengan Brussel sehingga bencana ekonomi bisa terhindarkan.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Bareksa.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]