Inflasi Kian Mengkhawatirkan, IMF Minta The Fed Percepat Pengetatan Kebijakan Moneter

Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) mengatakan Federal Reserve harus memperketat kebijakan moneter pada laju yang lebih cepat mengingat meningkatnya risiko inflasi. Hal itu dinilai penting guna meredam risiko lain yang bisa muncul dan memengaruhi pemulihan serta pertumbuhan ekonomi.

The Fed memutuskan pada awal November untuk mulai mengurangi pembelian aset –yang mengacu pada pengurangan jumlah obligasi yang dibelinya– di akhir bulan ini dengan kecepatan USD15 miliar setiap bulan. Namun, dengan teridentifikasinya varian baru covid dan inflasi yang berjalan di atas target, IMF berpendapat langkah ini harus dipercepat.

“Kami melihat alasan kebijakan moneter di Amerika Serikat —dengan produk domestik bruto mendekati tren pra-pandemi, pasar tenaga kerja yang ketat, dan sekarang tekanan inflasi berbasis luas— untuk memberi bobot yang lebih besar pada risiko inflasi ketimbang beberapa negara maju lainnya termasuk kawasan euro,” kata IMF, dilansir dari CNBC International, Senin, 6 Desember 2021.

“Akan tepat bagi Federal Reserve untuk mempercepat pengurangan pembelian aset dan memajukan jalur untuk kenaikan suku bunga kebijakan,” tambah IMF.

Berbicara awal pekan ini, Ketua The Fed Jerome Powell mengindikasikan bahwa bank sentral dapat meningkatkan upaya pengurangan dan kemungkinan dibahas pada pertemuan bulan ini. Data yang dirilis pada November menunjukkan bahwa indeks harga konsumen AS naik 6,2 persen pada Oktober dari tahun lalu atau mencapai level tertinggi dalam 30 tahun.

Menaikkan suku bunga

Namun, dalam hal menaikkan suku bunga, The Fed mengatakan bahwa pelaku pasar tidak boleh menafsirkan tapering sebagai tanda kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. Dalam konteks ini, IMF meminta bank sentral, bukan hanya Federal Reserve, untuk mengomunikasikan rencana mereka dengan jelas.

“Sangat penting bagi bank sentral utama untuk secara hati-hati mengomunikasikan tindakan kebijakan mereka agar tidak memicu kepanikan pasar yang akan berdampak buruk tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri,” kata IMF.

Tidak semua orang percaya bank sentral harus mempercepat pengetatan mereka. CEO Fidelity International Anne Richards mendesak para pembuat kebijakan untuk menunda bertindak tergesa-gesa.

“Saya sangat setuju dengan pandangan ini bahwa lebih baik menunggu satu atau dua bulan dan memperjelas jalur data sebelum bertindak. Saya pikir itu adalah kejahatan yang lebih rendah daripada bertindak sebelum waktunya,” pungkasnya.

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Medcom.id

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *