AS-China Bertemu Pekan Depan, Harga Minyak Bergolak
Harga minyak mentah menguat pada perdagangan Selasa (23/7/2019), didorong rencana pertemuan antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Kenaikannya bahkan bertambah setelah American Petroleum Institute (API) dikabarkan melaporkan penurunan persediaan minyak mentah AS sebesar 10,96 juta barel pekan lalu, lebih besar dari estimasi para analis dalam survei Bloomberg.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak September 2019 ditutup menguat 55 sen atau 1 persen di level US$56,77 per barel di New York Mercantile Exchange pada Selasa dan lanjut naik ke posisi 57,03 pasca laporan API.
Adapun harga minyak mentah Brent untuk pengiriman September 2019 berakhir menguat 57 sen di level US$63,83 per barel di ICE Futures Europe Exchange, sebelum kemudian menyentuh level 64,13.
Harga minyak mengikuti penguatan pasar modal setelah sejumlah pejabat senior AS dikabarkan akan melakukan lawatan ke China pada Senin pekan depan untuk mengadakan negosiasi perdagangan tingkat tinggi secara langsung.
Kedua belah pihak memutuskan untuk kembali menyambung perundingan perdagangan mereka sejak perundingan berakhir buntu pada bulan Mei.
Dengan kenaikan ini, harga minyak pun reli selama tiga hari berturut-turut dan berpotensi melanjutkan penguatannya pasca laporan API.
“Sebagian angka permintaan lemah yang kita lihat dalam beberapa bulan terakhir sudah pasti merupakan dampak dari perang dagang,” ujar Leo Mariani, analis KeyBanc Capital Markets Inc.
“Tak banyak pergerakan kemudian sampai ada kejelasan lebih lanjut tentang bagaimana itu [perang dagang] akan berakhir,” tambahnya.
Menurut sumber terkait, Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan tim negosiasinya akan berada di Shanghai pada Senin (29/7) hingga Rabu (31/7) untuk membahas sejumlah isu perdagangan.
Sebelum tersiar kabar baik ini, harga minyak sempat fluktuatif di tengah ketidakpastian tentang permintaan dan potensi gangguan pasokan di Timur Tengah.
Consultant FGE memangkas prakiraan pertumbuhan permintaan minyak global sampai akhir 2020. Sementara itu, negara-negara Eropa membahas langkah-langkah keamanan baru untuk Selat Hormuz setelah Iran menyita kapal tanker berbendera Inggris di titik wilayah paling kritis untuk ekspor minyak mentah ini.
Sumber : bisnis.com
Gambar : Market Bisnis
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]