Rupiah Melemah ke Level Rp13.955 per Dolar AS di Selasa Pagi

Nilai tukar rupiah berada di level Rp13.955 per dolar AS pada perdagangan Selasa (23/7) pagi. Dengan posisi tersebut, rupiah melemah 0,01 persen jika dibandingkan pada penutupan perdagangan Senin (22/7) yang di Rp13.943 per dolar AS.

Pagi hari ini, sebagian besar mata uang utama Asia melemah terhadap dolar AS. Dolar Hong Kong melemah 0,02 persen, ringgit Malaysia melemah 0,04 persen, baht Thailand melemah 0,07 persen, dan dolar Singapura juga melemah 0,07 persen.

Kemudian, peso Filipina melemah 0,1 persen dan yen Jepang melemah 0,16 persen. Di kawasan Asia, hanya won Korea Selatan saja yang menguat terhadap dolar AS dengan nilai sebesar 0,04 persen.

Kemudian, mata uang negara maju juga melemah terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris melemah 0,04 persen, euro melemah 0,04 persen, dan dolar Australia melemah 0,11 persen.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan pelemahan rupiah banyak dipicu sentimen global. Pertama, datang dari antisipasi pelaku pasar terhadap pengumuman kebijakan suku bunga global.

Sebagai informasi, Bank Sentral Eropa (ECB) dan bank sentral Jepang akan mengumumkan kebijakan suku bunga mereka pekan ini. Kemudian, bank sentral AS The Fed juga akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuannya pekan depan.

Hanya saja, pelaku pasar menilai sinyal penurunan Fed Rate tidak sekencang yang diharapkan setelah salah satu pejabat The Fed memupus harapan tersebut. Presiden The Fed New York John Williams mengklarifikasi pernyataannya bahwa The Fed harus agresif dalam menurunkan suku bunga acuannya.

Ternyata, pernyataan itu tak mewakili arah kebijakan The Fed ke depan. “Tetapi, pelaku pasar umumnya mengharapkan bank sentral untuk memotong suku bunga atau mempertahankan kebijakan yang akomodatif,” jelas Ibrahim, Selasa (23/7).

Kedua, kondisi politik di Inggris. Pelaku pasar khawatir dengan kemungkinan Boris Johnson menjadi perdana menteri baru. Kekhawatiran menguat karena ia diperkirakan akan nekad membawa Inggris cerai dari Uni Eropa tanpa kompensasi apapun (no-deal Brexit).

Jika no-deal terjadi, maka Inggris bisa jatuh ke resesi ekonomi. Akibatnya, Menteri Keuangan Inggris Philip Hammond mengancam akan mundur dari kabinet pada Rabu pekan ini. Sementara itu, pelaku pasar mulai kembali ke dolar AS dan meninggalkan poundsterling.

“Sehingga, dalam perdagangan hari ini ada kemungkinan rupiah berada di antara Rp13.925 hingga Rp13.995 per dolar AS,” kata dia.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Market Bisnis

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *