Sri Mulyani: Pemerintah Antisipasi Ekonomi Cina yang Diprediksi Melambat
Menteri Keuangan Sri Mulyani ikut berkomentar mengenai perekonomian Cina yang diprediksi melambat tahun ini. Menurut dia, ekonomi Cina yang melambat adalah strategi mereka untuk menyesuaikan kondisi perekonomian dengan size perekonomian dunia kedua di dunia.
“Mereka enggak mungkin hanya bertumpu pada investasi dan ekspor, namun mereka harus masuk ke dalam untuk memanfaatkan domestik demandnya sendiri,” kata Sri Mulyani di Kantor Kementerian Keuangan, Selasa 29 Januari 2019.
Sri Mulyani menjelaskan kondisi tersebut memang bakal berdampak pada pertumbuhan ekonomi Cina yang akan melambat. Kendati demikian, bukan berarti ekonomi yang melambat itu bakal mempengaruhi permintaan barang dan jasa dari Indonesia, sebab Cina juga harus menjaga kebutuhan domestik.
Karena itu, menyikapi pelambatan ekonomi Cina, Sri Mulyani mengatakan pemerintah telah menyiapkan langkah antisipasi. Pertama, yang harus dilakukan adalah Indonesia tetap harus bisa menjaga kinerja pertumbuhan ekonominya meski dengan kondisi eksternal yang tidak pasti dan menurun itu.
“Caranya dengan tetap harus fokus supaya domestik demand tetap baik. Kami juga menjaga inflasi rendah, supaya daya beli terjaga dan konsumsi tetap bagus,” kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani menjelaskan jika tingkat konsumsi dalam negeri bisa dijaga maka bisa menjadi penyeimbang bagi kondisi eksternal yang lemah itu. Apalagi, porsi konsumsi mengambil porsi yang cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Selain itu, dari sisi investasi pemerintah juga akan memastikan banyak kebijakan supaya mendorong tingkat investasi. Dalam hal ini, pemerintah bakal terus menjaga agar iklim investasi supaya tetap baik dengan memberikan berbagai kemudahan dan juga insentif.
Adapun insentif yang diberikan, misalnya seperti beberapa pajak dan bea masuk ekspor yang bakal ditanggung oleh pemerintah. Pemerintah juga telah memberikan sejumlah tax holiday bagi investasi dengan nilai-nilai tertentu dan di sektor tertentu.
Sri Mulyani memastikan, seluruh kebijakan tersebut juga akan diselaraskan untuk tidak hanya meningkatkan investasi tetapi juga mendorong ekspor. Langkah ini ditempuh, karena pemerintah masih memiliki tugas untuk memperbaiki current account defisit di dalam neraca pembayaran.
“Dan juga melindungi kelompok miskin. Karena di 2019, banyak program perlindungan sosial. Hal ini diharapkan akan mampu tidak hanya mendorong belanja pemerintah tapi memperkuat fondasi ekonomi,” kata Sri Mulyani.
Sumber : tempo.co
Gambar : republika.co.id
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]