Peluang untuk Penguatan Rupiah Masih Terbuka
Bank Indonesia (BI) menilai rupiah masih berpeluang untuk menguat lebih baik lagi di masa mendatang. Hal ini didukung oleh kondisi makroekonomi Indonesia yang terjaga, dan sesuai dengan target yang ditetapkan oleh pemerintah dan BI.
“Kalau mengandalkan data makro kita, memang ke arah penguatan rupiah,” kata Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo, ditemui di Grand City Surabaya, Kamis, 13 Desember 2018.
Adapun posisi cadangan devisa per November, lanjutnya, mencapai sebesar USD117,2 miliar atau lebih tinggi dibandingkan dengan sebelumnya. Selain itu, inflasi diperkirakan di bawah target 3,5 persen, sedangkan kinerja kredit perbankan tumbuh mencapai 12 persen.
Sementara itu, bank sentral masih memperhatikan perkembangan kondisi global hingga akhir tahun. Pasalnya, perkembangan hubungan Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok menjadi salah satu yang bisa memengaruhi gerak rupiah.
“Saya enggak bisa lihat tren, tergantung faktor global. Kita semua melihat bagaimana perkembangan kedua negara itu. Tetapi domestiknya (Indonesia) arah indikator makro cukup bagus,” jelas dia.
Jika masih mengalami pelemahan, BI mengaku tak segan untuk mengintervensi pasar guna menjaga stabilitas rupiah. Namun, kata Dody, BI akan mengandalkan bauran kebijakannya dibandingkan dengan hanya melalukan intervensi pasar.
“Intervensi kan bagian stabilisasi, kita upayakan stailisasi bauran kita. Intervensi, suku bunga, bagaimana rupiah kita, intervesi tergantung kondisi pasar,” pungkasnya.
Sumber : medcom.id
Gambar : Republika
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]