Gubernur BI: Tekanan Terhadap Rupiah Bisa Reda Tahun Depan
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo meyakini tekanan ke nilai tukar rupiah tahun depan akan mereda dibanding kondisi saat ini. Nilai tukar rupiah mengalami pelemahan atau terdepresiasi hingga 9,82 persen yang membuat rupiah berada pada level Rp 15.000 per dollar AS beberapa hari belakangan ini.
“Tekanan nilai tukar di tahun depan akan lebih mereda, tidak seberat tahun ini. Faktornya setidaknya ada tiga, satu, kenaikan suku bunga di AS itu tahun depan tidak setinggi tahun ini,” kata Perry dalam seminar bersama Fraksi Partai Golkar di DPR RI, Rabu (3/10/2018).
Perry menjelaskan, kenaikan Fed Fund Rate tahun ini diperkirakan terjadi sampai empat kali. Sementara untuk tahun depan, Perry memprediksi kenaikan Fed Fund Rate hanya dua kali. Faktor berikutnya adalah keyakinan bahwa investor tidak akan terus menerus memegang tunai setelah mengalihkan dana mereka dari negara berkembang kembali ke AS.
Bahkan, Perry melihat secara perlahan para investor sudah kembali melirik negara berkembang untuk berinvestasi lagi. “Sekarang pun mereka sudah mulai menanamkan kembali ke emerging market, termasuk Indonesia.
Tahun depan, saya meyakini mereka akan semakin banyak menanamkan kembali ke emerging market sehingga arus modal bisa masuk dan bisa menutup kekurangan dari devisa,” tutur Perry. Faktor ketiga adalah perkiraan bahwa defisit transaksi berjalan tahun depan akan membaik.
Hal itu didorong oleh sejumlah upaya pemerintah memperbaiki defisit transaksi berjalan yang akan mulai terasa tahun depan. Upaya pemerintah yang dimaksud adalah menetapkan tarif Pajak Penghasilan (PPh) Impor untuk 1.147 komoditas barang konsumsi, mengaplikasikan program B20 dalam rangka mengurangi impor solar, serta menunda sejumlah proyek infrastruktur yang memiliki kandungan impor tinggi.
Semua kebijakan itu sudah dijalankan belum lama ini namun hasilnya diakui memang tidak langsung terlihat. “Tiga faktor ini jadi dasar kami memperkirakan kenapa tekanan ke nilai tukar tahun depan tidak seberat tahun ini,” ujar Perry.
Sumber : .kompas.com
Gambar : Tribunnews.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]