Keperkasaan USD Picu Yen dan Mata Uang Lainnya Anjlok

Kurs dolar Amerika Serikat (USD) kian perkasa dan mencapai tingkat tertinggi dalam 11 bulan terhadap yen dan mata uang utama lainnya pada perdagangan Kamis pagi. Penguatan USD didorong oleh data positif terbaru Amerika Serikat (AS) dan komentar Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang dianggap sebagai hawkish.

Mengutip Antara, Kamis, 4 Oktober 2018, USD membentang reli dalam perdagangan overnight menyentuh 114,55 yen, tingkat tertinggi sejak awal November 2017. Kenaikan di atas 114,735 yen akan membawa mata uang AS ke level tertingginya sejak pertengahan Maret 2017.

Menambah sentimen bullish untuk USD, Ketua The Fed Powell mengatakan bahwa bank sentral dapat menaikkan suku bunga di atas perkiraan pengaturan netral karena ekonomi AS yang sangat positif terus bertumbuh. Suasana optimistis juga didorong oleh berita indeks aktivitas non-manufaktur Institute for Supply Management (ISM) untuk AS.

Adapun indeks tersebut melonjak sebanyak 3,1 poin menjadi 61,6 pada bulan lalu yang merupakan angka tertinggi sejak Agustus 1997. Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP juga menunjukkan pembayaran upah pegawai swasta melonjak sebanyak 230 ribu pekerjaan pada September, kenaikan terbesar sejak Februari.

“USD menguat bersamaan dengan kenaikan imbal hasil surat utang jangka panjang menjelang laporan pekerjaan non-pertanian pada Jumat 5 Oktober, mungkin mencapai 115,00 yen,” kata Kepala Strategi Valas Mizuho Securities Masafumi Yamamoto.

“Pemerintah Trump dapat mengalihkan perhatiannya ke USD dan mengendalikan relinya. Tetapi setiap perlambatan oleh USD adalah cenderung sementara, karena Pemerintah Trump telah masuk dampak yang memungkinkan mata uang menguat di bawah kebijakan-kebijakan ekonominya,” tambahnya.

Presiden AS Donald Trump telah beberapa kali menyatakan ketidaksenangan atas penguatan USD. Indeks USD terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya berdiri di 96,065 setelah naik ke tertinggi enam minggu di 96,116 semalam.

Sedangkan euro datar pada USD1,1477 setelah tergelincir sekitar 0,6 persen. Sebelum mundur dari lonjakan besar USD, mata uang tunggal Eropa itu telah naik menjadi USD1,1594 pada Rabu pagi, karena laporan bahwa Italia berencana untuk mengurangi defisit anggarannya selama tiga tahun berikutnya.

Poundsterling stabil di USD1,2941 setelah turun semalam ke terendah 3,5 minggu di USD1,2925. Sedangkan dolar Australia memperpanjang kerugian semalam, tergelincir ke palung tiga minggu di USD0,7096.

 

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Concept News Central

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *