Ekspansi Manufaktur Global Melambat di Akhir Kuartal III/2018
Ekspansi sektor manufaktur global melambat pada akhir kuartal III/2018, atau menyentuh level terendah selama 22 bulan terakhir.
Adapun performa sektor manufaktur di pasar negara berkembang (emerging market) secara rata-rata terpantau menjadi penekan pertumbuhan manufaktur global.
Indeks Pembelian Manajer (Purchasing Managers’ Index/PMI) global, mengecualikan Australia, yang dikeluarkan oleh J.P.Morgan Global Manufacturing PMITM—indeks komposit dari J.P.Morgan dan IHS Markit bekerjasama dengan ISM dan IFPSM turun ke level 52,2 pada September dari 52,6 pada bulan sebelumnya.
Kendati peringkat tersebut masih berada di atas level 50, yang menandakan ekspansi, tapi pergerakannya telah melambat sejak lima bulan terakhir.
Adapun sejak akhir tahun lalu, indeks manufaktur memang telah melemah di negara-negara utama yang disurvei oleh IHS Markit, khususnya di China dan Uni Eropa.
Hal itu dimulai ketika AS mengeluhkan kebijakan perdagangan internasional yang merusak keyakinan pelaku manufaktur global.Sejauh ini, AS telah memberlakukan sejumlah tarif untuk produk-produk impor dalam negerinya.
“Perlambatan ini dapat dikaitkan dengan melesunya permintaan dan meningkatnya aversi risiko di antara konsumen, yang khawatir dengan tarif dan perang dagang,” kata Chris Williamson, ekonom di IHS Markit, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (2/10/2018).
Phil Smith, ekonom di IHS Markit, menambahkan bahwa eskalasi perang dagang antara AS dan China, ketidakpastian keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE), serta krisis mata uang di Turki telah memainkan perannya masing-masing dalam menggerakkan pertumbuhan sektor manufaktur global
Selanjutnya, David Hensley, Director of Global Economic Coordination di J.P.Morgan mengungkapkan bahwa data PMI September juga memberikan sinyal perlambatan lebih lanjut untuk sektor manufaktur global.
Pasalnya, laju ekspansi untuk tingkat produksi dan volume permintaan baru telah melambat ke level terendah selama dua tahun.
“Tren untuk ekspor baru tetap lemah, bersamaan dengan arus perdagangan global yang turun untuk pertama kali sejak Juni 2016,” katanya, seperti dikutip dari pernyataan, Selasa (2/10/2018).
Dia berharap, permintaan domestik dan permintaan ekspor dapat diperkuat jika pertumbuhan hasil produksi kembali membaik dalam beberapa bulan ke depan.
Adapun penurunan terbesar pada tahun ini terjadi di sektor manufaktur Turki dengan PMI-nya telah melemah 12,2 poin sejak Desember tahun lalu.
Selain itu, PMI Zona Euro yang kendati masih berada di atas rata-rata PMI global telah terus melemah mencapai level terendahnya dalam dua tahun, begitu pula Jepang.
Di sisi lain, Amerika Serikat seakan membelakangi negara-negara lain dengan tetap berada di posisi yang kuat karena indeks PMI-nya naik ke level tertinggi dalam empat bulan.
“Data PMI September menunjukkan peningkatan yang kuat di dalam kondisi operasional sektor manufaktur AS,” tulis IHS Markit.
Laporan IHS Markit menunjukkan bahwa performa baik di AS tersebut sebagian besar didorong oleh meningkatnya jumlah hasil produksi dan permintaan baru.
Sumber : bisnis.com
Gambar : KONTAN
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]