Iwan Budianto, dari Aremania ke Kursi Nomor Satu PSSI

Iwan Budianto punya karier yang cemerlang di dunia sepak bola Indonesia. Perjalanannya dimulai dari suporter setia Arema Malang hingga menjadi orang nomor satu PSSI.

Sebelum dikenal sebagai Manajer Persik Kediri yang melambungkan namanya di jagad sepak bola Tanah Air, Iwan Budianto merupakan Aremania. Ia lahir di Malang dan cinta dengan Arema Malang.

Bahkan pada akhir era 1990-an, Iwan sempat menjabat posisi sebagai Manajer Arema Malang. Banyak pihak menilai Iwan cukup sukses dengan Singo Edan ketika itu.

Akan tetapi, permintaan HA Maschut yang tak lain ayah mertuanya untuk menjadi Manajer Persik tak bisa ditolak Iwan. Pada saat itu, HA MAschut merupakan Walikota Kediri.

Keberuntungan menyertai Iwan Budianto saat di Persik. Pada Divisi I musim 2002, Persik menjadi juara di tangan Iwan. Di musim berikutnya (2003) klub berjuluk Macan Putih itu membuat kejutan dengan juara kompetisi Divisi Utama.

Padahal, di musim 2003 itu Persik bermaterikan 80 persen pemain lokal yang patuh dengan tangan dingin Jaya Hartono. Akan tetapi, pencapaian besar itu juga yang membawa Iwan Budianto mendapatkan posisi di kepengurusan PSSI sebagai anggota Board of Management Badan Liga Sepak bola Indonesia pada 2004.

Prestasi Iwan bersama Persik tidak berhenti di musim 2003. Tiga tahun berselang, Persik kembali kampiun Liga Indonesia 2006 dengan sederet bintang seperti Danilo Fernando, Budi Sudarsono, hingga Cristian Gonzales.

Kesuksesan Iwan Budianto bersama Persik Kediri tidak lepas dari peran penggunaan dana APBD yang tengah gencar-gencarnya dilakukan semua klub. Satu tahun usai bawa Persik juara Liga Indonesia, Iwan Budianto menempati posisi sebagai anggtoa Komite Eksekutif (Exco) PSSI.

Suami Ni Putu Evy Shintadewi ini juga tercatat pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Status dan Alih Status Pemain PSSI serta Ketua Badan Liga Amatir PSSI.

Sukses di sepak bola Kediri Iwan Budianto sempat dua kali mencoba peruntungannya di dunia politik di Kota Tahu itu. Akan tetapi, nasib mujur Iwan di politik tidak seperti di sepak bola, dua kali terjun mencalonkan diri menjadi calon bupati dan walikota di Kediri, dua kali juga ia menemui kegagalan.

Gagal di politik Kota Kediri, Iwan Budianto hijrah ke Persisam Samarinda setelah sebelumnya bertemu Aidil Fitri. Di Persisam, Iwan kembali mempersembahkan gelar juara Divisi Utama 2009.

Lama berkarier sepak bola di luar Kota Apel, Iwan yang kini berusia 45 tahun kembali ke Malang untuk menangani Arema Cronus pada 2012. Kepindahan itu tidak lain karena munculnya dualisme klub asal Malang tersebut saat bergulirnya kompetisi Liga Primer Indonesia.

Iwan juga tercatat pernah menjadi asisten Manajer Andi Darusalam Tabusala di Timnas Indonesia di Piala AFF 2010. Jabatan Manajer Timnas Indonesia diemban Iwan pada 2016 di Piala AFF.

Di kepengurusan PSSI 2016-2020 di bawah arahan Edy Rahmayadi, Iwan Budianto menjabat sebagai kepala staf ketua umum. Namun Edy mundur pada awal 2019 lewat Kongres Tahunan di Bali dan digantikan Joko Driyono, posisi Iwan pun ikut naik menjadi wakil ketua umum.

Akan tetapi, setelah Joko Driyono yang menjadi pengganti Edy Rahmayadi menjadi tersangka dan ditahan, Iwan Budianto kini memegang posisi sebagai Pelaksana Tugas Ketua Umum PSSI.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Malang Post

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *