BI: Kami Jaga Rupiah, Depresiasi atau Apresiasi

Dalam dua hari perdagangan terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat cukup tajam. Selama dua hari, apresiasi rupiah menjadi yang terbaik di kawasan.

Meski demikian, Bank Indonesia (BI) menegaskan akan terus menjaga stabilitas nilai tukar yang mencerminkan fundamental yang sebenarnya, meskipun  rupiah dalam trend menguat.

“BI tetap menjaga kestabilan di tengah apresiasi yang terjadi. Volatilitas rupiah masih terjaga baik sekitar 7%,” kata Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo kepada CNBC Indonesia, Kamis (8/11/2018).

Menurut Dody, penguatan nilai tukar rupiah dalam dua hari terakhir masih tergolong wajar. Sejak awal bulan hingga 6 November 2018, nilai tukar rupiah menguat 4,06%.

“Ini masih di bawah penguatan Turki Lira 14,57%, dan Argentina Peso 6,24%,” kata Dody.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah tak memungkiri, penguatan rupiah juga dipengaruhi oleh masuknya dana investor asing ke pasar keuangan domestik.

Hal tersebut mencerminkan persepsi para investor terhadap prospek perekonomian Indonesia tetap kuat, yang terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang stabil dan inflasi yang terjaga.

Berdasarkan catatan bank sentral, arus modal asing yang masuk ke Surat Berharga Negara sejak 29 Oktober sampai 7 November 2018 mencapai Rp 18,1 triliun.

Sementara itu, data BI juga menunjukkan bahwa sejak 29 Oktober sampai 5 November2018, arus modal asing yang masuk ke pasar saham domestik mencapai Rp 2,07 triliun.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Liputan6.com

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *