Myanmar Kebanjiran Usai Hujan Terus Turun: 14 Ribu Orang Harus Evakuasi
Indeks harga saham gabungan (IHSG) berpeluang melemah pada Rabu (11/10).
Hujan yang terus-terusan turun selama sepekan membuat Myanmar dilanda banjir. Wilayah selatan Myanmar terkena dampak yang cukup parah dari banjir tersebut dan membuat 14 ribu orang harus evakuasi.
Banjir yang terjadi juga memutus jalur transportasi menuju kota-kota besar.
Dilaporkan AP News, Selasa (10/10), Myanmar sering mengalami cuaca ekstrem tiap tahunnya selamau musim monsun. Media lokal Myanmar melaporkan para warga harus evakuasi di kamp penampungan karena banjir yang terjadi.
Saluran TV pemerintah Myanmar MRTV melaporkan bahwa pada Senin (9/10), ada 36 tempat penampungan untuk para warga yang harus dievakuasi di kota Bago yang berlokasi sekitar 68 km dari Yangon.
Ada juga lebih dari 1.000 orang yang harus dievakuasi di negara bagian Mon. Jarak Mon tak terlalu jauh dari Bago.
Ada hampir 1.000 orang di Kota Kyaikto di negara bagian Mon yang harus dievakuasi.
Pejabat dari kementerian kesejahteraan sosial di Myanmar berkata bahwa hujan yang terjadi sejak pekan lalu yang melanda kawasan Bago membuat banjir dataran rendah di Kota Bago yang juga merupakan nama ibu kotanya. Sejauh ini pemerintah Myanmar menyebut tidak ada korban jiwa.
Pertolongan
Departemen meteorologi di Myanmar melaporkan bahwa Kota Bago mencatat curah hujan 200 milimeter yang merupakan level tertinggi dalam 59 tahun terakhir.
Salah satu anggota regu penolong di Bago berkata bahwa banjirnya bisa mencapai 2,3 meter di area dataran rendah dan 1,2 meter di kawasan pusat kota (downtown).
Thant Zin Maung, pemimpin Yayasan Amal Mizzima Thukha, berkata ini adalah banjir ketiga di Bago tahun ini, serta yang terparah selama bertahun-tahun terakhir. “Kuil-kuil di kota telah membuka kamp bantuan. Organisasi-organisasi amal sedang mengevakuasi masyarakat dari area dataran rendah sebanyak-banyaknya,” ujar Thant Zin Maung.
Seorang wanita dari Bago yang diwawancara berkata bahwa air banjir mencapai 1,8 meter di area perumahannya. Wanita yang enggan menyebut namanya itu berkata keluarga dan tetangganya harus berada di lantai dua dan tiga.
Pihak kementerian kesejahteraan sosial Myanmar menyebut pemerintah menyediakan bantuan makanan, minuman, dan bantuan esensial lainnya.
Sumber : liputan6.com
Gambar : CNBC Indonesia