Kemilau Harga Emas Dunia Redup Tertekan Kenaikan Dolar AS
Harga emas berjangka merosot lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), terbebani oleh dolar AS yang lebih kuat dan kenaikan imbal hasil obligasi, sementara investor menantikan lebih banyak data ekonomi AS minggu ini yang dapat memengaruhi sikap kebijakan Federal Reserve.
Mengutip Investing.com, Rabu, 2 Agustus 2023, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange anjlok USD30,40 atau 1,5 persen menjadi menetap di USD1.978,80 per ons, setelah menyentuh tertinggi sesi di USD2.004,40 dan terendah sesi di USD1.978,30.
Indeks dolar naik 0,5 persen ke level tertinggi tiga minggu terhadap para pesaingnya, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS naik karena investor memposisikan diri untuk pengumuman pengembalian dana obligasi pemerintah dan mengantisipasi lebih banyak ketahanan ekonomi ke depan, meskipun data menunjukkan perlambatan dalam aktivitas.
Data pada Selasa, 1 Agustus 2023, menunjukkan lowongan kerja AS turun ke level terendah dalam lebih dari dua tahun pada Juni, tetapi tetap pada level yang konsisten dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ketat.
Sementara itu, manufaktur AS tampak stabil pada level yang lebih lemah pada Juli di tengah peningkatan pesanan baru secara bertahap.
Fokus sekarang bergeser ke laporan utama penggajian non-pertanian AS untuk Juli yang akan dirilis pada Jumat, 4 Agustus 2023. Keseluruhan gaji diperkirakan akan naik 200 ribu pekerjaan pada Juli setelah meningkat sebesar 209 ribu pada Juni.
Naik 2,5% hingga akhir Juli
Emas sendiri mengakhiri Juli 2023 dengan kenaikan 2,5 persen, menjadi kenaikan bulanan terbesar dalam empat bulan terakhir. Ini didorong oleh harapan bank-bank sentral global besar mendekati puncaknya dengan kenaikan suku bunga di tengah tanda-tanda perlambatan inflasi.
“Saya pikir Fed akan melewatkan kenaikan suku bunga pada pertemuan berikutnya jika kita melihat inflasi turun. Harga emas bisa berada dalam kisaran ketat dalam waktu dekat, tetapi pada akhirnya akan naik di atas USD2.000 per ons,” kata analis pasar senior di Oanda, Edward Moya.
Menurutnya, suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Sementara itu, perak spot turun 2,0 persen menjadi USD24,27 per ons, platinum turun sekitar 2,0 persen menjadi USD930,50 per ons dan paladium jatuh 3,4 persen menjadi USD1.238,84 per ons.
Sumber : medcom.id
Gambar : Mentari Mulia