Harga Minyak Dunia Bergejolak Karena Ulah Irak
Harga minyak kembali naik pada awal perdagangan Senin (15/5/2023) setelah sempat terkoreksi pada perdagangan sebelumnya.
Harga minyak mentah WTI menguat hingga 0,26% ke posisi US$70,22 per barel sementara harga minyak mentah brent juga dibuka menguat hingga 0,19% ke posisi US$74,31 per barel.
Pada perdagangan Jumat (12/5/2023), minyak WTI ditutup melemah 1,17%% ke posisi US$70,04 per barel sementara minyak brent juga melemah 1,71% ke posisi US$74,17 per barel.
Minyak menguat kembali pada pagi hari ini karena pemangkasan produksi yang bisa berlanjut pada pertemuan Juni mendatang.
Namun, salah satu negara anggota OPEC yakni Irak, mereka tidak mengharapkan OPEC+ untuk melakukan pemangkasan lebih lanjut pada pertemuan nanti.
“Pada pertemuan berikutnya, yang akan diadakan pada tanggal 3 dan 4 (Juni), tidak akan ada pengurangan tambahan, dan untuk Irak, kami tidak dapat mengurangi lebih lanjut,” ucap menteri perminyakan Hayan Abdel-Ghani dalam sebuah wawancara kepada media asing, dikutip dari Reuters.
Dalam pernyataan berikutnya, dia mengatakan Irak berkomitmen untuk pengurangan produksi minyak sukarela yang dimulai pada Mei dan berlangsung hingga akhir 2023.
Namun, Irak tidak diminta untuk melakukan pemangkasan tambahan.
OPEC dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, setuju untuk memangkas produksi pada akhir 2022.
Langkah tersebut diambil untuk menopang harga setelah harga minyak terus menurun karena prospek ekonomi memburuk.
Kemudian dalam pertemuan mengejutkan di awal April, Arab Saudi dan anggota OPEC+ lainnya mengumumkan pengurangan produksi minyak lebih lanjut sekitar 1,2 juta barel per hari.
Pengumuman itu membantu harga minyak naik tajam, tetapi keuntungan itu telah berkurang karena kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global.
Anggota OPEC+ akan bertemu di Wina pada 4 Juni untuk memutuskan tindakan selanjutnya.
“Pemotongan kedua bersifat sukarela dan itu banyak membantu kami dalam stabilitas pasar dan mendorong harga,” saut Abdel-Ghani.
Irak mengatakan akan memotong 211.000 barel per hari (bpd) mulai Mei sebagai bagian dari pemangkasan sukarela.
Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Okezone Ekonomi