Dolar AS Ambruk Jelang Rilis Data Inflasi AS
Dolar Amerika Serikat (USD) melemah pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB), karena para pelaku pasar menantikan laporan inflasi utama AS. Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,48 persen menjadi 102,1516.
Mengutip Xinhua, Jumat, 31 Maret 2023, pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi USD1,0904 dibandingkan dengan USD1,0843 pada sesi sebelumnya, dan poundsterling Inggris naik menjadi USD1,2388 dibandingkan dengan USD1,2314 pada sesi sebelumnya.
Dolar AS dibeli 132,44 yen Jepang, lebih rendah dari 132,67 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9138 franc Swiss dari 0,9190 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3519 dolar Kanada dari 1,3570 dolar Kanada. Dolar AS turun menjadi 10,3649 Kronor Swedia dari 10,4090 Kronor Swedia.
Wall Street melesat
Sementara itu, indeks utama Wall Street berakhir lebih tinggi pada akhir perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat pagi WIB), karena investor menunggu laporan inflasi penting Amerika Serikat (AS). Sejauh ini, The Fed terus berupaya memerangi ledakan inflasi agar tak berdampak buruk terhadap perekonomian.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 141,43 poin atau 0,43 persen menjadi 32.859,03. Sedangkan indeks S&P 500 menguat 23,02 poin atau 0,57 persen menjadi 4.050,83. Indeks Komposit Nasdaq naik 87,23 poin atau 0,73 persen menjadi 12.013,47.
Sebanyak 10 dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di area hijau, dengan sektor real estat dan teknologi masing-masing naik 1,22 persen dan 1,14 persen, melampaui yang lainnya. Sedangkan sektor keuangan tergelincir 0,29 persen, satu-satunya kelompok yang menurun.
Departemen Perdagangan AS melaporkan Produk Domestik Bruto (PDB) riil AS meningkat pada tingkat tahunan sebesar 2,6 persen pada kuartal keempat 2022, setelah meningkat 3,2 persen pada kuartal ketiga.
Sumber : medcom.id
Gambar : Finansial Bisnis