Piala AFF 2022: Adaptasi Ekstrem Witan Sulaeman demi Garuda di Dada
Witan Sulaeman tidak setengah hati dalam persiapan demi lambang Garuda di dada.
Ia sampai harus melakukan adaptasi cuaca yang ekstrem untuk bisa tampil baik bersama Timnas Indonesia pada Piala AFF 2022.
Saat ini Witan sudah menjalani TC bersama Timnas Indonesia untuk persiapan Piala AFF 2022.
Kendala yang dirasakannya adalah perbedaan suhu yang begitu ekstrem di Tanah Air dengan klub yang dibelanya sekarang.
Pemain berusia 21 tahun tersebut merupakan satu dari delapan pemain yang kini merumput di luar negeri. Ia membela AS Trencin, klub divisi teratas Liga Slovakia.
Di Slovakia, rata-rata suhunya saat ini berada di angka tiga derajat celsius. Angka itu begitu rendah karena benua Eropa sudah masuk musim dingin.
Begitu ia kembali ke Indonesia, suhunya jadi tidak bersahabat. Rata-rata suhu di Indonesia saat ini berada di angka 24 derajat celsius.
“Saya sekarang harus menyesuaikan lagi dengan cuaca di sini. Soalnya di Eropa kan sudah musim dingin, sedangkan di sini panas banget. Mau tidak mau harus kerja keras lagi,” ungkapnya.
Namun, kesulitan itu tidak menghalangi kebahagiaannya karena dipanggil lagi oleh timnas Indonesia.
Apalagi Witan Sulaeman merupakan personel utama Garuda pada edisi Piala AFF 2020.
Pemain yang berposisi sayap ini jadi salah satu kontributor gol terbanyak di timnas.
Ia berkontribusi dalam tujuh gol, dengan rincian mencetak dua gol dan lima assist dalam delapan pertandingan.
Catatan apiknya itu belum bisa membawa timnas menjuarai Piala AFF 2020. Indonesia takluk dengan agregat 2-6 dari Thailand pada partai final.
“Saya sangat senang bisa kembali ke timnas bersama teman-teman. Saya menikmati momen ini,” katanya.
Witan Sulaeman bersemangat bisa mendulang hasil yang lebih baik di edisi tahun ini. Terlebih, Indonesia kedatangan pemain-pemain baru yang empat di antaranya merupakan pemain naturalisasi.
Empat pemain yang dimaksud adalah Marc Klok, Ilija Spasojevic, Jordy Amat, dan Sandy Walsh. Dua nama terakhir merupakan pemain yang baru saja dinaturalisasi.
“Semua pemain di sini punya skill individunya masing-masing. Semuanya sedang bekerja keras. Semoga saja bisa jadi juara,” pungkasnya.
Sumber : kompas.com
Gambar : Bola Kompas