Rupiah Nyungsep ke Rp14.575 Karena Inflasi dan Perlambatan Ekonomi
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.575 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat (10/6) pagi. Mata uang Garuda melemah 9 poin atau 0,06 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya.
Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Dolar Singapura menguat 0,12 persen, won Korea Selatan melemah 0,65 persen, dolar Taiwan melemah 0,12 persen, bath Thailand melemah 0,22 persen.
Sementara, peso Filipina menguat 0,02 persen, yuan China menguat 0,05 persen, ringgit Malaysia melemah 0,13 persen dan rupee India melemah 0,04 persen.
Senada, mata uang utama di negara maju terpantau juga bervariasi. Rinciannya, poundsterling Inggris melemah 0,06 persen, franc Swiss menguat 0,04 persen, dolar Australia bergerak stagnan, dan dolar Kanada melemah 0,02 persen.
Analis Pasar Ariston Tjendra memproyeksi rupiah masih tertekan hari ini. Inflasi yang menggeliat dan pertumbuhan ekonomi global yang melambat memberi sentimen negatif untuk rupiah dan mata uang emerging market lain.
“Lockdown kembali terjadi di beberapa wilayah, seperti Shanghai, menambah sentimen negatif di pasar keuangan,” ungkap Ariston kepada CNNIndoensia.com.
Selain itu, sikap The Fed yang agresif dalam mengerek suku bunga acuan juga menambah beban bagi rupiah.
Dengan meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap inflasi, kata Ariston, banyak pihak menduga bank sentral AS akan terus menaikkan bunga acuan.
“Potensi pelemahan rupiah hari ini ke kisaran Rp14.600 per dolar AS dengan support di kisaran Rp14.500 per dolar AS,” pungkas Ariston.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Tempo.co