Harga Minyak Mentah Tertular Proyeksi Ekonomi Dunia yang Anjlok
Harga minyak mentah merosot pada perdagangan akhir pekan. Selama sepekan lalu, harga minyak dunia anjlok hampir 5 persen, di tengah prospek pelemahan pertumbuhan ekonomi global.
Tidak cuma itu, harga minyak dunia juga tertekan oleh potensi Uni Eropa melarang pasokan minyak Rusia dan kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS The Fed, termasuk penguncian wilayah di China.
Melansir Antara, Senin (25/4), minyak mentah berjangka Brent terjun US$1,68 atau 1,6 persen menjadi US$106,65 per barel.
Kemudian, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) Amerika Serikat (AS) untuk pengiriman Juni melemah US$1,72 atau 1,7 persen menjadi US$102,07 per barel.
Sebagai perbandingan, harga minyak acuan Brent mencapai US$139 per barel pada bulan lalu, level tertingginya sejak 2008 silam. Namun, harga puncak tersebut tidak bertahan lama karena kekhawatiran permintaan.
Dana Moneter Internasional (IMF) pada pekan lalu memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global untuk 2022, menyusul wacana Blok Barat memperluas sanksi mereka terhadap Rusia.
Senada, Pemerintah Jerman ikut memangkas perkiraan pertumbuhan ekonominya pada tahun ini dari 3,6 persen menjadi 2,2 persen. Sementara, Bloomberg memproyeksikan permintaan bensin, solar, dan avtur di China merosot 20 persen dari tahun sebelumnya akibat lockdown.
Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyatakan kenaikan setengah poin suku bunga AS akan dibahas pada pertemuan selanjutnya pada Mei nanti. Pernyataan tersebut mendorong nilai tukar dolar ke level tertinggi selama lebih dari dua tahun terakhir.
“Pada tahap ini kekhawatiran atas pertumbuhan China dan pengetatan berlebihan oleh The Fed, yang membatasi pertumbuhan AS, tampaknya menyeimbangkan kekhawatiran bahwa Eropa akan segera memperluas sanksi terhadap impor energi Rusia,” terang Analis OANDA Jeffrey Halley.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Inews.id