Aset Berisiko Mulai Bergairah, Rupiah Menguat ke Rp14.341
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.341,5 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Rabu (23/3) pagi. Mata uang Garuda naik 6,5 poin atau menguat 0,05 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya, yakni Rp14.348 per dolar AS.
Sementara, mata uang di Asia bergerak variatif pagi ini. Tercatat, yen Jepang minus 0,12 persen, dolar Hong Kong minus 0,02 persen, dolar Singapura stagnan, won Korea Selatan naik 0,4 persen, peso Filipina naik 0,13 persen, yuan China menguat 0,03 persen, ringgit Malaysia hijau 0,07 persen, dan baht Thailand minus 0,01 persen.
Di sisi lain, mayoritas mata uang di negara maju kompak melemah pagi ini. Terpantau,euro Eropa minus 0,05 persen,dolar Kanada minus 0,08 persen, dolar Australia minus 0,23 persen,franc Swiss minus 0,06 persen, dan poundsterling Inggris naik 0,11 persen.
Analis Pasar Uang Ariston Tjendra memproyeksikan rupiah masih tertekan terhadap dolar AS hari ini karena rencana kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif tahun ini.
Ia menyebut imbal hasil obligasi Pemerintah AS terus naik karena pasar mengantisipasi kebijakan suku bunga acuan AS tersebut.
“Yield tenor 10 tahun sudah menembus ke atas 2,4 persen, tertinggi sejak Mei 2019. Kenaikan yield tersebut biasanya ikut mendorong penguatan dolar AS,” katanya kepada CNNIndonesia.com.
Tapi di sisi lain, sentimen pasar cukup positif terhadap aset berisiko. Hal tersebut, lanjutnya, terlihat dari sebagian indeks saham Asia yang dibuka menguat pagi ini. “Semalam indeks saham Eropa dan AS juga ditutup menguat,” imbuh Ariston.
Walau pasar diwarnai berbagai isu yang menekan aset berisiko, seperti risiko inflasi, perang, kenaikan suku bunga acuan the Fed, namun pasar masih melihat potensi pemulihan ekonomi ke depan.
“Laporan penghasilan perusahaan-perusahaan dilaporkan membaik, melebihi ekspektasi analis. Sentimen positif ini bisa menahan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS,” terangnya.
Hari ini, ia prediksikan rupiah bergerak dalam rentang Rp14.300 per dolar AS-Rp14.360 per dolar AS.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Okezone