BMKG Deteksi Siklon Tropis Rai Berdampak Cuaca Ekstrem di Indonesia
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau fenomena pembentukan Siklon Tropis Rai di sekitar Samudera Pasifik Barat sebelah Utara Papua dan bibit Siklon Tropis 97W.
Kedua siklon ini berdampak secara tidak langsung pada cuaca ekstrem di sejumlah wilayah Indonesia.
Berdasarkan pantauan Jakarta Tropical Cyclone Warning Center (TCWC), analisis dinamika atmosfer terkini, Siklon Tropis RAI saat ini berada di posisi 7.4LU, 136.9BT atau di sekitar 960 km sebelah utara timur laut Biak, dengan kecepatan angin maksimum di sekitar pusatnya mencapai 50 knot (95 km/jam) dan tekanan udara di pusatnya sekitar 990hPa.
“Untuk periode 24 jam ke depan, Siklon Tropis RAI masih menunjukkan eksistensinya dengan kecenderungan meningkat dan pergerakan sistem ke arah barat-barat laut menjauhi wilayah Indonesia,” dikutip dari keterangan tertulis BMKG, Rabu (15/12),
Selain itu pada hari ini, BMKG juga menemukanBibit Siklon 97W yang mulai terbentuk di sekitar Laut Cina Selatan. Tepatnya di posisi 5.1 LU 108.9 BT dengan tekanan terendah di pusatnya mencapai 1004 mb dan kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya sekitar 15 knot (27 km/jam).
Untuk perkembangan 24 jam ke depan, BMKG menilai Bibit Siklon 97W ini masih cukup persisten dengan probabilitas untuk menjadi sistem siklon tropis dalam kategori rendah.
Namun, Siklon Tropis RAI dan Bibit Siklon 97W tersebut tumbuh di area tanggung jawab Regional Specialized Meteorological Centre (RSMC) Tokyo, sehingga otorisasi analisis dan penamaan sistem siklonnya akan dilakukan oleh RSMC Tokyo.
“Untuk periode 48 jam ke depan, siklon tropis Rai masih menunjukkan eksistensinya dengan kecenderungan meningkat dan pergerakan sistem ke arah barat-barat laut semakin menjauhi wilayah Indonesia,” ujar BMKG.
Lebih lanjut, BMKG mengatakan, kedua Siklon tersebut dapat berdampak secara tidak langsung terhadap terhadap kondisi cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi di sejumlah wilayah Indonesia.
Potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpeluang terjadi di wilayah Sulawesi Utara, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua. Kemudian, potensi angin kencang kisaran 15-20 knot (27-37 km/jam) berpeluang terjadi di wilayah di Papua Barat bagian utara, Biak, Papua bagian utara, Maluku Utara.
Sementara, potensi gelombang laut dengan tinggi gelombang 1.25-2.5 meter (Moderate) di wilayah Laut Sulawesi bagian Timur, Perairan Bitung-Likupang hingga Kepulauan Sitaro, Perairan Selatan Sulawesi Utara, Laut Maluku bagian Selatan, Perairan Barat Kepulauan Halmahera, dan Teluk Cendrawasih.
Sedangkan, gelombang laut dengan tinggi 2.5-4.0 meter (Rough Sea) berpotensi terjadi di wilayah Perairan Kepulauan Sangihe hingga Talaud, Laut Maluku bagian Utara, Perairan Utara dan Timur Kepulauan Halmahera, Laut Halmahera, Perairan Utara Papua Barat hingga Papua dan Samudra Pasifik Utara Halmahera hingga Papua.
Terkait dengan potensi cuaca ekstrem tersebut, BMKG mengimbau agar masyarakat dapat menghindari kegiatan pelayaran di wilayah perairan yang terdampak. Kemudian, menghindari daerah rentan mengalami bencana seperti lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon yang mudah tumbang, tepi pantai, dan lainnya.
Selain itu, masyarakat juga diminta agar dapat mewaspadai potensi dampak seperti banjir/bandang/banjir pesisir, tanah longsor terutama di daerah yang rentan.
“Stakeholder terkait dapat terus mengintensifkan koordinasi dalam rangka antisipasi bencana hidrometeorologi,” tuturnya.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : iNews