Dolar Menguat, Investor Kesampingkan Laporan Ketenagakerjaan AS
Dolar menghapus semua kerugian berkelanjutan setelah laporan pekerjaan AS yang buruk pekan lalu.
Melansir Antara, Selasa, 7 September 2021, Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang rivalnya naik tipis 0,2 persen menjadi 92,25.
Sebelumnya, indeks turun ke 91,941 untuk pertama kalinya sejak 4 Agustus pada Jumat pekan lalu ketika laporan tenaga kerja AS yang diawasi ketat menunjukkan ekonomi terbesar dunia itu menciptakan lapangan kerja paling sedikit dalam tujuh bulan pada Agustus.
Meskipun dolar terjebak pada rentang perdagangan yang buruk baru-baru ini, sentimen yang mendasarinya berbalik arah di perdagangan London di mana terjadi peningkatan kekhawatiran terkait ekonomi global.
Indeks-indeks ekonomi mengejutkan dari Amerika Serikat hingga Tiongkok telah menjadi sentimen negatif dalam beberapa pekan terakhir. Begitu juga dengan survei manufaktur terbaru dari Inggris hingga Jepang menunjukkan peningkatan kasus delta virus covid-19.
Adapun laporan ketenagakerjaan yang lemah tidak memicu gelombang baru penjualan dolar pada Senin. Greenback diperdagangkan lebih tinggi pada sesi Asia dan Eropa, yang juga mendorong beberapa mata uang utama termasuk euro dan dolar Australia kembali ke level sebelum laporan ketenagakerjaan AS dirilis.
Imbal hasil obigasi pemerintah AS 10 tahun yang menguat ke level tertinggi juga mendorong dolar. Pasar AS yang ditutup untuk liburan Hari Buruh berkontribusi pada volume yang lebih rendah.
Meski demikian, para analis melihat prospek greenback tetap bearish dengan ahli strategi Citibank memperkirakannya akan melemah dalam beberapa bulan mendatang. Hal ini lantaran The Fed kemungkinan akan menunda rencana tapering hingga November dan para hedge fund diam-diam meningkatkan taruhan bullish.
Data terbaru menunjukkan mereka telah meningkatkan taruhan pada greenback versus euro selama dua minggu berturut-turut, meningkatkan taruhan bersih ke level tertinggi sejak Maret 2020.
Sementara ahli strategi valas di Societe Generale Kenneth Broux menganggap kenaikan dolar disebabkan aksi ambil untung pada euro dan mata uang lainnya sebelum pertemuan kebijakan bank sentral minggu ini.
Sumber : medcom.id
Gambar : Inforexnews