Harga Minyak Dunia Turun Tipis Usai Cetak Rekor Dua Tahun
Harga minyak dunia ditutup melemah tipis pada perdagangan Rabu (9/6) waktu AS. Pergerakan harga minyak relatif stabil usai data persediaan AS menunjukkan lonjakan persediaan bensin karena lemahnya permintaan bahan bakar setelah akhir pekan Memorial Day AS.
Melansir Antara, Kamis (10/6), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus ditutup sama dengan harga buka di level US$72,22 per barel. Selama perdagangan harga sempat menyentuh US$72,83 per barel, tertinggi sejak 20 Mei 2019.
Sedangkan minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS melemah 9 sen atau 0,1 persen menjadi US$69,96 per barel, setelah sempat mencapai US$70,62 atau level tertinggi sejak 17 Oktober 2018.
Walaupun terjadi penurunan 5,2 juta barel minyak mentah minggu lalu, namun stok bensin dan bahan bakar lainnya naik tajam karena lemahnya permintaan.
Menurut data Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu (9/6), pada libur panjang akhir pekan Memorial Day, pasokan minyak turun menjadi 17,7 juta barel per hari. Pada pekan sebelumnya, pemasokan tercatat sebesar 19,1 juta barel per hari.
“Ini bisa menjadi peringatan dini bahaya pada aktivitas ekonomi puncak yang telah terjadi, tetapi masih terlalu dini untuk menyimpulkan itu,” kata John Kilduff, Miitra di Again Capital LLC.
Namun, Analis lain mencatat bahwa cuaca buruk di Pesisir Timur AS kemungkinan mengurangi konsumsi, menyusul periode penimbunan bensin yang meningkatkan permintaan selama pemadaman jaringan pipa bahan bakar utama AS Colonial Pipeline pada bulan lalu dari serangan ransomware.
Pada Selasa (8/6), EIA memperkirakan konsumsi bahan bakar AS akan tumbuh sebesar 1,48 juta barel per hari tahun ini, naik dari perkiraan sebelumnya sebesar 1,39 juta barel per hari.
Perdagangan minyak menguat di awal dan pertengahan sesi, ditopang permintaan bahan bakar yang kuat di negara-negara barat. Sementara, prospek kembalinya pasokan Iran memudar setelah Menteri Luar Negeri AS mengatakan sanksi terhadap Teheran tidak mungkin dicabut.
Investor berasumsi bahwa sanksi terhadap ekspor Iran akan dicabut dan pasokan minyak akan meningkat tahun ini karena pembicaraan Iran dengan kekuatan barat mengenai kesepakatan nuklir sedang berlangsung.
Namun, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa sekalipun Iran dan AS kembali mematuhi kesepakatan nuklir, ratusan sanksi AS terhadap Teheran akan tetap berlaku.
Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Bisnis.com